Logo

Menkes jalin kebersamaan, gotong-royong dengan IDI tanggulangi Covid-19

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan kerja ke Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) di Jakarta, Senin (11/1). Kunjungan ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi dan menerima masukan dari IDI terkait upaya-upaya penanggulangan pandemi COVID-19.

Dalam kunjungan kerjanya, Menkes Budi mengatakan dirinya menerima mandat sebagai Menteri Kesehatan dalam jangka pendek untuk mensukseskan vaksinasi dan mengatasi pandemi COVID-19. Ia menyadari bahwa masalah pandemi harus diselesaikan secara bersama-sama, bergotong-royong, dan inklusif dengan membangun gerakan masyarakat.

“Saya diberi tugas oleh Presiden untuk jangka pendek yang harus segera diselesaikan itu ada dua. Pertama mensukseskan program vaksinasi, yang kedua mengatasi pandemi. Dan waktu saya masuk sehari dua hari, saya lihat, saya sadar masalah ini terlalu besar untuk saya tangani sendiri, untuk Kemenkes tangani sendiri, bahkan untuk pemerintah tangani sendiri.”

“Masalah ini terjadi di seluruh dunia, dan hanya akan bisa selesai kalau kita bersama-sama menanganinya. Sehingga memang kebersamaan, kegotong-royongan, inklusifitas bukan eksklusifitas bagaimana kita membangun gerakan masyarakat, itu yang harus menjadi prioritas kita. Dan agar gerakan tersebut terjadi harus ada rasa trust dari seluruh stakeholder,” ungkap Menkes.

Menkes berterima kasih atas dukungan IDI untuk mendorong tenaga kesehatan dalam menerima program vaksinasi COVID-19. Karena sebagai kelompok yang paling berisiko tinggi untuk terkena COVID-19 harus menjadi kelompok yang terlindungi terlebih dahulu.

“Ucapan terima kasih untuk dukungan program vaksinasi dari IDI sangat membantu dan karena memang vaksin ini untuk melindungi diri, juga melindungi orang-orang terdekat kita,” ujar Menkes.

Ketua Umum PB IDI dr. Daeng Mohammad Faqih menyambut baik kedatangan Menkes Budi dan berharap untuk selalu dapat berkomunikasi dan berkoordinasi untuk keberhasilan pelaksanaan program vaksinasi COVID-19.

“Intinya kita banyak komunikasi dan koordinasi. IDI akan mendukung apa yang dilakukan Kementerian Kesehatan, apalagi yang berkaitan dengan urusan bangsa. Jadi kita harus bergotong-royong,” kata dr. Daeng.

Selain itu, Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pusat IDI dr. Broto Wasisto juga menyambut baik upaya kedatangan Menkes Budi untuk berkomunikasi dan berkoordinasi sebelum pelaksanaan program vaksinasi COVID-19.

Sebagai pembelajaran, dr. Broto menjelaskan pogram imunisasi untuk vaksin COVID-19 adalah program ketiga imunisasi yang besar di Indonesia. Program imunisasi terbesar yang pernah dilakukan oleh Indonesia yaitu ketika kita melakukan pemberantasan penyakit cacar pada tahun 1972.

“Boleh dikatakan pemberantasan cacar merupakan salah satu dari keberhasilan puncak dari Kementerian Kesehatan,” jelas dr. Daeng.

Sejarah kedua adalah pembasmian penyakit Polio tahun 1995 sampai 1997. Setiap tahun pada bulan September kita melakukan kampanye pekan imunisasi nasional. Pada saat itu semua anak umur 5 sampai 10 tahun diberikan imunisasi vaksin yang kita gunakan sampai saat ini dengan cara tetes.

“Kita berhasil, 25 juta anak umur 5 sampai 10 tahun divaksin polio dan alhamdulilah penyakit Polio sampai tahun 2000 sudah tidak ada lagi tapi pada tahun 2005 muncul kembali karena importasi polio dari Afrika,” kata dr. Broto.

Menurutnya, program imunisasi COVID-19 sekarang adalah program lebih sulit dari dua program vaksin sebelumnya. Sulitnya karena imunisasi akan dilakukan melalui tindakan injeksi vaksin yang harus dilakukan terhadap populasi yang amat besar.

dr. Broto. Menyarankan pelaksaan vaksinasi COVID-19 diutamakan di wilayah dengan penyebaran virus SARS-CoV-2 yang tinggi.

“Nanti di Indonesia yang dikerjakan diutamakan pada epicentrum-epicentrum mana yang perlu diperhatikan misalnya Jakarta dan Surabaya yang jadi episentrum penyebaran COVID yang luar biasa,” saran dr. Broto.

Tak hanya itu, ia juga menyarankan Menkes Budi agar tetap waspada kalau ada berbagai gerakan anti vaksinasi

Menkes Budi mengatakan segala masukan akan ditindaklanjuti.

“Saya akan menjaga komunikasi. Dan masukan-masukan dari IDI akan sangat berharga bagi kami,” kata Menkes. (*)