Logo

Promosi Doktor Di Belanda Fachrizal Afandi dari Indonesia Kenakan Sarung dan Kopiah

Penampilan mahasiswa Indonesia Fachrizal Afandi saat promosi doktor di Universitas Leiden Belanda menarik perhatian / [Foto Istimewa]

INFOSULAWESI.com, LEIDEN -- Penampilan mahasiswa Indonesia Fachrizal Afandi saat promosi doktor di Universitas Leiden Belanda menarik perhatian.

Tidak seperti mahasiswa pada umumnya, Fachrisal memilih melakukan sidang promosi doktor di Leiden Belanda dengan memakai sarung batik, tuxedo, dan kopiah.

Fachrisal adalah dosen Universitas Brawijaya Malang. Menulis disertasi soal peranan jaksa di Indonesia pasca pemerintah Presiden Soeharto.

Alasan Fachrizal memakai pakaian khas Indonesia ini, untuk mengenang Husein Djajadiningrat. Priyayi Jawa pertama pada tahun 1910 yang mendapat gelar doktor di Leiden.

Alumni Madrasah Aliyah Almaarif Singosari tahun 1999 ini melakukan promosi doktor pada hari Kamis 21 Januari 2021. Dengan judul disertasi "Maintaining order : Public Prosecutor in Post-Authotitarian Countries, the Case of Indonesia"

Untuk mendapatkan izin menggunakan sarung dan kopiah, Fachrizal mengaku membutuhkan waktu cukup lama. Sampai akhirnya kampus memberi izin.

Fachrizal lahir di Malang Jawa Timur, tanggal 9 April 1981. Besar dari keluarga dan lingkungan Nahdlatul Ulama.

Fachrizal berhasil mempertahankan disertasinya di depan Prof Topo Santoso Universitas Indonesia, Prof Maartje van der Woude, Prof Ward .J. Berenschot Universiteit van Amsterdam, Prof Melissa Crouch University of South Wales Australia, Prof Jeroen ten Voorde Universitas Leiden, dan Prof David Henley Universitas Leiden.

Foto Fachrizal memakai busana sarung batik dan kopiah ini diunggah Andreas Harsono di Twitter. Mendapat banyak komentar.

"Perlu dilestarikan dan dibiasakan nih gaya busana formal internasional yg khas Indonesia," kata Yelly Rachmatullah.

"Disertasinya tak kalah hebat, mas. Walau cuma mendengar dari sidang dan berbagai tulisan beliau, saya yakin disertasi beliau amat sangat penting bagi pembenahan hukum di Indonesia," kata Punakawan.