INFOSULAWESI.com, MOROWALI UTARA -- Sebanyak 909 aparat keamanan TNI/Polri hingga kini masih disiagakan untuk mengamankan kawasan industri PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
"Bahkan, Satuan Brimob Polda Gorontalo mengirim 200 personel satuan setingkat kompi (SSK) ikut membantu pengamanan sebagai bentuk sinergi," kata Kapolres Morowali Utara AKBP Imam Wijayanto dihubungi dari Palu, Minggu.
Ia menjelaskan hingga kini situasi di kawasan PT GNI semakin kondusif dan kegiatan operasional perusahaan sudah berjalan normal.
"Kami berterima kasih kepada Polda Sulteng, jajaran Brimob, dan Polda Gorontalo yang sudah mendukung langkah ini untuk menciptakan situasi kondusif," ujarnya.
Menurut laporan Polda Sulteng, pengamanan di kawasan industri pertambangan nikel tersebut tersebar di sejumlah titik sentral, yakni pintu masuk perusahaan, pondok karyawan tenaga kerja asing (TKA), Kantor PT GNI, dan mendirikan sejumlah pos yang dinilai rawan.
Pemerintah telah mengirim tim untuk melihat situasi lapangan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dan latarbelakang kejadian tersebut. Di perusahaan ini bekerja lebih 1.000 tenaga kerja asing (TKA) asal China, selain lebih 10.000 buruh lokal.
Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi pemerintah mengenai persoalan pokok yang menyebabkan kerusuhan tersebut. Sejumlah pejabat setempat cenderung menyalahkan buruh lokal.
Informasi yang beredar, kerusuhan tersebut berlatarbelakang ketimpangan yang dialami buruh lokal, bukan hanya soal upah, melainkan juga fasilitas kerja dan perlakuan lainnya. (ant)