Logo

Mentan SYL Lepas Ekspor Sarang Burung Walet ke Tiongkok

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor sarang burung walet produksi PT. Anugerah Citra Walet Indonesia sebesar 1,78 ton dengan nilai Rp. 35,38 miliar ke Tiongkok. (Foto: Dok. Kementan)

INFOSULAWESI.com, BOGOR -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor sarang burung walet produksi PT. Anugerah Citra Walet Indonesia sebesar 1,78 ton dengan nilai Rp. 35,38 miliar ke Tiongkok.

Komoditas peternakan yang sering disebut “emas putih” ini terbukti strategis di pasar ekspor dan diminati banyak negara.

Secara kumulatif, di 2022, ekspor sarang burung walet PT. Anugerah Citra Walet Indonesia mencapai 10,58 ton dengan nilai Rp 221,96 miliar.

Mentan menyebut potensi sarang burung walet di pasar ekspor masih sangat terbuka. Tidak hanya pasar Tiongkok, ia meminta agar pasar sarang burung walet asal Indonesia meluas hingga Eropa dan Amerika.

Dirinya menekankan potensi SBW di pasar ekspor agar digarap maksimal, salah satu caranya dengan memberdayakan atase - atase pertanian yang tersebar di seluruh dunia.

“Walet menjadi sesuatu yang strategis, dan akan kita booster maksimal, kalian sudah tahu jalurnya, dan cara berdagangnya, sekarang bagaimana kita bisa ekspor ke Amerika dan Eropa, saya memiliki atase pertanian diseluruh dunia, kita dapat menjadikan mereka sebagai perwakilan untuk mewujudkan itu” ungkap Mentan saat melepas ekspor sarang burung walet di Kabupaten Bogor, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Senin (25/4/2022).

Lebih lanjut, Mentan menyebut potensi yang dimiliki sarang burung walet Indonesia sebaiknya diikuti dengan upaya peningkatan produksi dan kualitas sarang burung walet di dalam negeri. Ia berharap agar semua pihak yang terlibat dalam bidang usaha ini dapat berupaya bersama pihaknya untuk mendorong potensi sarang burung walet termasuk dalam aspek budidaya.

“Kami maksimal kawal dari aspek budidaya hingga tembus pasar ekspor, ini tidak mudah, karena negara - negara pengimpor walet sangat selektif, dua tahun ini sesuai arahan presiden, melalui kebijakan-kebijakan Kementerian Pertanian, kami berupaya agar walet menjadi komoditas unggulan,” terang Mentan.

Sebagai negara tropis, lanjut Mentan, Indonesia menjadi negara terbesar penghasil sarang burung walet di dunia. Ia mengatakan usaha sarang burung walet di Indonesia tidak hanya berpotensi terhadap peningkatan ekspor negara, tetapi juga berpotensi membuka lapangan pekerjaan dan berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Tidak semua negara bisa menghasilkan walet, dan Indonesia menjadi salah satu negara terbaik penghasil walet di dunia, saya berharap ekspor komoditas ini meluas, karena manfaat walet sangat beragam mulai dari kesehatan, farmasi, hingga kosmetik, dan ini berpeluang sebagai lapangan pekerjaaan, di sini saja ada 1.400 pekerja,” tegas Mentan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, menyampaikan, pengembangan sarang burung walet masuk dalam program super prioritas di Kementerian Pertanian (Kementan).

Ia katakan, Kementan terus melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha sarang burung walet untuk mendorong peningkatan ekspor dan meningkatkan skala usahanya.

“Kita sarankan untuk UMKM agar memanfaatkan akses pembiayaan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk meningkatkan skala usaha dan pengadaan sarana prasarana guna meningkatkan kualitas produksi” ungkap Nasrullah.

Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, tahun 2021 Indonesia telah mengekspor 1.510 ton sarang burung walet (meningkat 15% dibandingkan tahun 2020/YoY) dengan nilai 517 juta USD atau setara dengan Rp 7,1 triliun ke beberapa negara di dunia antara lain Tiongkok, Hongkong, Vietnam, Singapura, USA, Canada, Thailand, Australia, Malaysia, Jepang, Laos dan Korea.

Sementara itu, Rudy Foniaty selaku Direktur PT. Anugerah Citra Walet Indonesia menyampaikan, sarang burung walet yang diekspor berasal dari 104 rumah walet di Kalimantan dan Sulawesi Selatan.

Ia mengatakan sejak 2018, perusahaannya telah mengekspor ke Tiongkok secara rutin. Rudy menambahkan, perusahaannya telah mendapatkan registrasi dari Otoritas Kepabeanan dan Karantina Tiongkok (GACC) bersama dengan 28 perusahaan walet asal tanah air lainnya.

“Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Menteri Pertanian beserta jajarannya yang telah membina usaha kami,” ungkapnya.