Logo

Berkenalan dengan Youtuber Virtual dan Perkembangannya di Indonesia

Vtuber Nijisanji. Foto: Twitter.

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Teknologi mendorong banyak inovasi dan membuat banyak hal yang terdengar mustahil menjadi nyata. Salah satunya adalah membuat dunia hiburan menjadi lebih luas lagi dengan berbagai penghibur atau entertainer dari berbagai "dimensi".

Beberapa tahun belakangan, jagad maya terutama platform video seperti YouTube diramaikan dengan kemunculan "YouTuber virtual", "Virtual Liver", atau singkatnya adalah "VTuber", yang imajinya diwakili oleh avatar digital yang terlihat seperti karakter animasi Jepang (anime). Hal ini tentu menggelitik mereka yang awam, "Apa, sih, yang dilakukan para YouTuber Virtual?"

Kegiatan VTuber di platform digital bisa dibilang sangat mirip dengan apa yang dilakukan para YouTuber manusia, seperti merekam diri atau live streaming mereka sendiri saat bermain video game, mencoba aplikasi baru, bernyanyi, menari, dan streaming langsung obrolan mereka dengan pemirsa.

Mengutip dari Japan Times, para VTuber ini dibuat dan dikelola oleh manusia yang menyiapkan perangkat penangkapan gerak dan pembuatan film sehingga avatar mencerminkan gerakan dan suara kehidupan nyata mereka. Seberapa mulus pergerakan avatar pun berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah karakter 3D yang mampu melakukan gerakan halus dan mengubah ekspresi wajah yang meniru emosi.

Tak ubahnya kreator konten di dunia nyata, VTuber juga memiliki sebuah agensi yang menaungi mereka. Salah satu di antaranya adalah Ichikara Inc., sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang entertainment yang menaungi grup VTuber populer, NIJISANJI. Sebagai informasi, NIJISANJI memiliki lebih dari 100 VTuber anggota yang aktif melakukan berbagai kegiatan di platform streaming video seperti YouTube.

NIJISANJI saat ini beroperasi di Jepang dan telah berkembang sampai ke VirtuaReal (China) pada April 2019, NIJISANJI ID pada Juli 2019, NIJISANJI IN (India) pada November 2019, dan Korea (KR) pada Desember 2019.

Di Indonesia sendiri, NIJISANJI ID mengumumkan audisi gelombang kedua di acara Creator Super Fest Jakarta pada tanggal 26-27 Oktober 2019. Setelah itu NIJISANJI ID kembali membuka pendaftaran VTuber yang dibagi ke dalam beberapa gelombang/fase.

Untuk menjadi VTuber dan bergabung dengan agensi, ternyata memiliki proses yang cukup menarik. NIJISANJI ID melakukan audisi dengan menunjukkan karakter yang diaudisikan terlebih dahulu ke publik. "Dari sisi desain, mulai dari gelombang kelima yang baru debut November kemarin, kami juga mengajak illustrator Indonesia untuk bikin karakter bersama," kata Ichikara Inc. kepada ANTARA melalui surat elektronik.

Untuk individunya sendiri, terdapat sejumlah penilaian, "Kami mencari kepribadian yang menarik, serta bakat atau kemampuan yang dapat membantu kegiatan mereka dalam NIJISANJI ID, seperti gaming, menyanyi, dan kemampuan untuk membicarakan hal-hal yang menarik dalam konten yang dibawakan."

Tantangan dan kiprah
Di antara beragam negara yang dipilih, Indonesia menjadi salah satu negara yang dipertimbangkan untuk memperluas VTuber NIJISANJI. Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Bagi Ichikara Inc., Indonesia merupakan negara yang menarik untuk mengenalkan jenis konten dan entertainer digital ini.

"Kami merasa Indonesia masih muda dalam budaya konten pop culture digital dibandingkan dengan negara-negara seperti Jepang. Kami hadir di Indonesia dengan harapan bersama NIJISANJI ID, kita dapat bersama menunjukkan bakat-bakat kreator pop culture di Indonesia yang berkualitas lewat media VTuber ini," kata agensi tersebut.

Ketika disinggung mengenai tantangan utama untuk mengenalkan budaya pop ini adalah kecepatan internet bagi liver dan penontonnya. Dengan kecepatan internet yang baik, tentu diharapkan siaran bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Untuk NIJISANJI ID, konten yang diminati ternyata adalah siaran bicara bebas (free talk) bersama VTuber favorit mereka. Biasanya, acara free talk ini hadir di petang hari. Di sana, VTuber dan penonton bisa berinteraksi langsung karena konten utama NIJISANJI ID bukanlah berbentuk video rekaman tetapi live streaming.

"Mungkin secara konsep tidak jauh berbeda dengan budaya radio di tahun 90-an, dimana penonton dapat mendengarkan host berbicara sambil melakukan hal lain seperti belajar atau bekerja," kata Ichikara Inc. Minat dan ketertarikan penonton Indonesia terhadap VTuber pun dinilai cenderung meningkat di masa pandemi, yang memaksa kebanyakan masyarakat untuk mencari hiburan dari dalam rumah masing-masing.

Menurut Ichikara Inc., bisa dibilang ketertarikan terhadap VTuber ini juga dipengaruhi dengan mudahnya akses ke animasi Jepang secara legal lewat sejumlah kanal publikasi resmi di YouTube, termasuk di Tanah Air. "Hal ini kami rasa mempermudah NIJISANJI ID dan VTuber lainnya yang mengadopsi gaya anime untuk diterima lebih banyak orang di Indonesia," kata agensi tersebut. (antara)