Logo

Ketua GP Ansor Berharap Muktamar NU Jadi Ajang Berbenah

Ketua GP Ansor Rahmat Hidayat Pulungan menyatakan Muktamar NU ke-34 jadi ajang berbenah, Selasa (21/12/2021) Foto: Dokumentasi GP Ansor

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Ketua GP Ansor berharap Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 dimanfaatkan sebaik mungkin untuk ajang berbenah secara internal.

Menurut Rahmat, organisasi Islam terbesar di Indonesia itu perlu banyak terobosan dalam bidang pendidikan dan sumber daya manusia.

"Sebab, hingga saat ini bidang-bidang tersebut di kalangan NU masih tertinggal," kata Ketua GP Ansor Rahmat Hidayat Pulungan dalam keterangannya, Selasa (21/12).

Dia membeberkan dari 7.462 sekolah milik NU, tidak ada satu pun yang berada di peringkat 100 besar.

Selain itu, NU juga memiliki 44 kampus yang berdiri di bawah naungan NU juga bernasib sama.

"Untuk kampus yang terkreditasi A pun hanya satu, dan itu-itu saja, yakni Universitas Islam Malang (Unisma)," lanjutnya.

Tak hanya itu, Rahmat juga menyebutkan dalam bidang kesehatan, NU masih ketinggalan. Dari total 43 rumah sakit, tidak ada yang memiliki fasilitas dan layanan kesehatan yang lengkap.

"Rumah sakit di bawah naungan NU memang sebanyak 43 unit. Namun, tidak termasuk rumah sakit fasilitas dan layanan kesehatan lengkap," katanya.

Rahmat juga menyinggung orang-orang yang bernafsu ingin menjadi pengurus.

Dia menyebutkan banyak yang setelah jadi pengurus, tetapi tidak bekerja.

"Ini kalau muktamar atau konferwil, konfercab semuanya nafsu jadi pengurus. Setelah itu, boro-boro mau ngurus organisasi, yang ada malah minta diurus," kata pria yang akrab disapa Bang Ucok itu.

Menurut dia, saat ini NU membutuhkan pemimpin visioner di dalam masyarakat yang memasuki era digital.

Seharusnya, kata Rahmat, NU bisa memanfaatkan itu untuk menebarkan Islam Rahmatan Lilalamin (Rahmat untuk semesta alam).

Namun, kata Rahmat, ruang-ruang itu belum dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para Tokoh dan pengurus NU.

Dia menyebutkan sejumlah dai NU yang memiliki akun YouTube untuk media dakwah hanya sedikit dan itu-itu saja, seperti Gus Miftah, Gus Muwafiq, dan Gus Mus.

"Ini artinya dai NU itu benar-benar ketinggalan dalam memanfaatkan media sosial," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Rahmat, menjelang Muktamar NU dengan salah satu agendanya memilih pemimpin PBNU, ia berharap tokoh yang terpilih adalah pemimpin visioner, yang mampu membawa NU lebih maju dalam segala bidang di masyarakat baru ini.

"Kami berharap PBNU dipimpin oleh tokoh yang visioner agar bisa mengimbau masyarakat baru yang serba digital dan cepat ini," pungkasnya.

Diketahui Muktamar NU ke-34 akan berlangsung pada 23-25 Desember nanti. (jpnn)