INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Sejumlah tokoh mulai elite partai hingga kepala daerah disebut-sebut memiliki potensi menggantikan Presiden Jokowi di Pilpres 2024. Lalu siapa calon pemimpin yang layak untuk menggantikan Presiden Jokowi nanti?
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menyatakan, calon pemimpin pengganti Presiden Jokowi tak cukup hanya bermodalkan elektabilitas dan popularitas yang tinggi. Dikatakan, calon pemimpin yang layak maju di Pilpres 2024 nanti haruslah berkualitas.
Menurutnya, Ketua DPR Puan Maharani masuk dalam kategori pemimpin berkualitas yang layak menggantikan Presiden Jokowi.
"Karena pemimpin bangsa yang kita cari ini adalah mencari pemimpin berkualitas, bukan pemimpin elektabilitas dan popularitas," kata Emrus, kepada wartawan, Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Emrus pun mengkaji alasan Puan Maharani disebut sebagai pemimpin berkualitas yang layak untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi ke depan. Pertama, kata Emrus, Puan adalah kader PDIP yang sudah menunjukkan kepemimpinan yang baik.
"Ketika menjadi kader PDIP, Puan merupakan kader yang memang menunjukan suatu kepemimpinan dan kenyamanan bagi orang di sekitarnya, tidak pernah menimbulkan suatu polemik di partai," tegas Emrus.
Kedua, kata Emrus, sebagai anggota DPR, Puan sama sekali tidak melakukan tindakan dan perilaku komunikasi politik yang memang menimbulkan kegaduhan. Puan selalu melakukan tugas-tugas dengan baik.
"Ketiga, saat menjabat sebagai ketua Fraksi PDIP, bukankah dia bisa menahkodai fraksinya di DPR dengan baik, sehingga dialektika di DPR di bawah kepemimpinan fraksinya terus memperjuangkan politik," ungkapnya.
Keempat, kata Emrus, ketika Puan Maharani memimpin Kemenko PMK bisa berjalan dengan baik. Selama Puan menjadi menteri, tidak ada masalah di Kemenko PMK. Kemudian, lanjut Emrus, jabatan yang sedang dipegang saat ini sebagai ketua DPR, berjalan produktif. Menurutnya, Puan bisa memimpin berbagai kepentingan politik dan fraksi.
"Kita lihat satu contoh keberhasilan dia, mengegolkan UU TPKS yang merupakan suatu capaian luar biasa, melindungi orang-orang lemah, melindungi kaum perempuan, melindungi anak-anak, bukankah itu suatu hal yang substantif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," jelas Emrus.
Menurut Emrus, kinerja Puan menunjukkan bahwa dirinya adalah representasi dari rakyat, bukan berpihak kepada pemerintah. Banyak orang, kata Emrus, salah menilai Puan dan menganggap bekerja untuk pencitraan.
"Puan ini bekerja menimbulkan citra, bukan dia bekerja untuk pencitraan. Tetapi bekerja menimbulkan citra positif, mengedepankan pekerjaannya yang kemudian dinilai oleh rakyat. Bukankah ada bakal calon-calon yang dicitrakan secara masif di ruang publik seakan-akan kawan itu sudah tidak ada kurangnya," ungkap Emrus.
Lebih lanjut, Emrus menuturkan sebagian publik salah menilai sosok pemimpin karena hanya memandangnya sebatas elektabilitas dan popularitas.
"Seolah-olah kita mencari pemimpin sama dengan kita memasarkan produk atau barang. Nah ini berbahaya, seharusnya pemimpin yang kita cari haruslah pemimpin yang berkualitas, gagasan, ide dan bekerja secara kualitas. Tidak pemimpin yang sibuk mewacanakan dirinya dan orang lain," tegasnya.
"Jadi saya berpendapat Puan Maharani merupakan pemimpin yang berkualitas. Saya memperhatikan kualitas beliau ini. Puan Maharani juga merupakan sosok yang plural, NKRI , bhineka tunggal ika, tidak membeda-bedakan suku agama dan lainnya," kata Emrus menambahkan. (BS)