Logo

PPKM-Darurat, Panduan Salat Idul Adha di Rumah

Ilustrasi Solat Idul Adha Dirumah (foto:istimewa)

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Gubernur Jakarta, Anies Baswedan meminta, masyarakat untuk melaksanakan hari raya Idul Adha 1442 H berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama, SE. 15 Tahun 2021, yakni dengan melaksanakan salat Idul Adha dirumah saja.

"Hari Selasa hari raya Idul kurban saya minta seluruh masyarakat untuk melaksanakan hari raya Idul kurban ini sesuai dengan anjuran edaran Menag," kata Anies di Jakarta, Minggu (18/7/2021).

Hal tersebut sekaligus mengajak masyarakat untuk menyadari situasi lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini. Sehingga pelaksanaan Idul Adha ini harus diberengi dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan dan ibadah tetap jalan, keselamatan pun terjaga.

Lalu bagaimana cara melaksanakan salat Idul Adha di rumah bersama keluarga? Berikut panduan salat berjamaah atau sendiri dirumah yang dirangkum melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait pelaksanaan salat Idul Adha di masa Pandemi, Senin (19/7/2021). 

Sholat Idul Adha merupakan salat sunnah dua rakaat yang dianjurkan untuk dikerjakan umat islam saat Idul Adha. Bahkan salat Idul Adha yang digelar di rumah dapat dikerjakan sendirian atau berjamaah.

1. Shalat Idul Adha yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjemaah dan dapat dilakukan secara sendiri (munfarid).

2. Jika shalat Idul Adha dilaksanakan secara berjemaah, maka ketentuannya sebagai berikut:

a. Jumlah jemaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum.

b. Tata cara salatnya mengikuti ketentuan shalat berjemaah.

c. Usai salat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan khutbah.

d. Jika jumlah jemaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan shalat jemaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka salat Idul Adha boleh dilakukan berjemaah tanpa khutbah.

3. Jika salat Idul Adha dilaksanakan secara sendiri (munfarid), maka ketentuannya sebagai berikut:

a. . Berniat salat Idul Adha secara sendiri yang jika dilafalkan berbunyi: Ushalli sunnatan li 'Idil Adha rak'ataini lillahi ta'ala

b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan (sirr).

c. Tata cara pelaksanaannya mengacu pada tata cara salat berjaamaah.

d. Tidak ada khutbah.

Niat salat Idul Adha:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــــــالَى

"Ushallii sunnatan liidil adha rok'ataini (makmuman / imaaman) lillahi ta'alaa."

Artinya: "Aku berniat salat Iduladha dua rakaat [sebagai makmum / imam] karena Allah ta'ala."

1. Membaca takbiratul ihram dan membaca doa iftitah.

2. Untuk rakaat pertama, dilakukan 7 (tujuh) kali takbir dan di antara tiap takbir itu disunahkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhaanallaahi walhamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

4. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah dari Alquran yakni Surat Qaf dan surat Al-A'la.

5. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa.

6. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan.

7. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surt Al Ghasyiyah.

8. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

9. Setelah salam, maka disunahkan mendengarkan khutbah Idul Adha. (*)