Logo

Pro Kontra Kebijakan Baru Privasi WhatsApp

Ikon Aplikasi WhatsAPP.

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Kebijakan baru WhatsApp akan memaksa pengguna setuju data mereka diteruskan ke Facebook sebagai perusahaan induk, menimbulkan banyak reaksi.

Mengutip GSM Arena, Selasa (18/5/2021), aturan ini membuat pengguna berpikir, Facebook akan mendapatkan konten obrolan mereka, atau sesuatu seperti itu. Asumsi ini sebenarnya salah dan itu hanya terjadi untuk Facebook Messenger, dan tidak pernah ada reaksi balik tentang layanan tersebut.

Perusahaan milik Facebook itu juga menunda pemberlakuan aturan perubahan untuk menerima syarat dan ketentuan baru terkait privasi terbaru tersebut ke tanggal 15 Mei 2021, yang semula mulai berlaku pada 8 Februari lalu. Berikut pro kontra kebijakan baru privasi, serta jawaban dari WhatsApp menanggapi kabar yang beredar.

Kebijakan Privasi Baru WhatsApp

Kebijakan ini diklaim menyasar para pengguna akun bisnis. Dalam notifikasi pembaruan yang diberikan, ada beberapa poin yang disebutkan. Pertama, layanan WhatsApp dan caranya memproses data. Kedua, cara bisnis menggunakan layanan yang di-hosting oleh Facebook untuk menyimpan dan mengelola chat WhatsApp. Ketiga, cara WhatsApp bermitra untuk menawarkan integrasi produk

Pembaruan itu disebut akan memperjelas cara kerja perpesanan bisnis dan fitur-fitur bisnis di WhatsApp. Misalnya, opsi bagi bisnis untuk memasang tombol di laman toko Facebook-nya yang bisa menghubungkan konsumennya untuk mengirim pesan ke bisnis tersebut di WhatsApp. Ataupun, opsi penggunaan third-party hosting untuk WhatsApp Business API.

WhatsApp menegaskan, kebijakan privasi WhatsApp yang baru tidak memengaruhi chat atau percakapan antar akun maupun grup pribadi para pengguna.

"Kami ingin memberikan kejelasan bahwa pembaruan kebijakan tersebut tidak memengaruhi privasi pesan-pesan yang Anda kirim kepada teman atau keluarga, dengan cara apa pun. Perubahan tersebut berhubungan dengan fitur-fitur bisnis yang bersifat opsional di WhatsApp," tulis WhatsApp.

Hal yang Tidak Berubah

Dalam penjelasan WhatsApp di blog resmi-nya, perusahaan menyebutkan ada hal yang tidak berubah meski ada kebijakan privasi baru.

- WhatsApp maupun Facebook tidak dapat melihat pesan pribadi atau mendengarkan panggilan

- WhatsApp tidak menyimpan catatan dengan siapa saja pengguna berkirim pesan atau melakukan panggilan

- WhatsApp maupun Facebook tidak dapat melihat lokasi yang dibagikan

- WhatsApp tidak membagikan daftar kontak dengan Facebook

- Grup WhatsApp tetap bersifat privat

- Pengguna tetap bisa menyetel pesan menjadi pesan sementara

- Pengguna bisa mengunduh laporan informasi dan setelan akun WhatsApp. Cara lengkapnya bisa disimak di sini: https://faq.whatsapp.com/general/account-and-profile/how-to-request-your-account-information.

Jika Menolak Kebijakan WhatsApp

Setelah 15 Mei dan masih ada pengguna yang belum memberikan persetujuan atau menolak, notifikasi ini akan tetap muncul. WhatsApp memastikan tidak akan ada akun yang dihapus meski menolak menyetujui kebijakan baru ini. Kendati demikian, setelah beberapa pekan pengguna menerima notifikasi pengingat tersebut dan tak kunjung menyetujuinya, WhatsApp akan membatasi beberapa fungsinya.

Pembatasan tersebut tak berlaku sama bagi semua pengguna. Tapi salah satunya adalah pengguna tidak dapat mengakses daftar percakapan. Jika tidk juga setuju dengan kebijakan itu hingga beberapa pekan setelahnya, pengguna tidak akan dapat menerima panggilan masuk maupun notifikasi pesan.

Kemudian, WhatsApp akan berhenti mengirimkan pesan atau telepon ke pengguna yang tidak menerima kebijakan tersebut. (*/rri)