Logo

Potensi Tidak Ada Perbedaan Penetapan Idulfitri

Sejumlah umat Islam beribadah saat iktikaf malam ke-27 Ramadhan di Masjid Nurul Huda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (7/4/2024). Lebaran tahun ini diprediksi tidak ada perbedaan dalam penetapan tanggalnya (Foto: ANTARA/Sulthony Hasanuddin/nym)

Screenshot_13_700_2

ADA potensi besar hari raya Idulfitri berlangsung bersamaan antara keputusan Pemerintah dan Muhammadiyah. Sebelumnya dalam penentuan awal Ramadan terdapat perbedaan antara hasil penghitungan hisab dan pengamatan hilal.

Lebaran 1445 H atau 2024 tahun ini sepertinya akan bersamaan, yaitu Rabu 10 April 2024. Informasi ini datang dari Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, yang menyatakan kriteria visibilitas hilal diperkirakaan memenuhi ketentuan dalam kesepakatan Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura atau lebih dikenal dengan Mabims.

Peneliti BRIN Thomas Djamaluddin juga menyatakan pada 9 April 2024, posisi bulan di wilayah Indonesia sudah tinggi, lebih dari 6 derajat dengan elongasi sekitar 8 derajat. 

Perkiraan itu secara hitung-hitungan sudah memenuhi kriteria Mabims, yakni minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dengan begitu Rabu 10 April 2024 sudah masuk 1 Syawal 1445 Hijriah, atau Ramadan 1445 H dari Mabims berlangsung selama 29 hari. 

Muhammadiyah yang memakai perhitungan hisab dalam menentukan kalender Hijriah, sebelumnya sudah menetapkan Idulfitri tahun ini jatuh pada 10 April 2024. Artinya, Ramadan tahun ini bagi Muhammadiyah berlangsung selama 30 hari. 

Sejatinya masyarakat muslim di Indonesia sudah mampu menjaga toleransi, kerukunan, dan kepedulian terhadap keharmonisan masyarakat. Kendati ada perbedaan awal dan akhir Ramadan.

Semoga keselarasan ini tidak membuat masyarakat bingung, tetapi sebaliknya menambah derajat kedewasaan dan semangat persatuan. Karena esensi dari Idulfitri adalah kembali ke fitri dengan hati yang suci.