Logo

Meredam Perseteruan PBNU dan PKB

Logo NU dan PKB (Foto: PBNU-PKB)

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin ikut bersuara terkait perseteruan antara PBNU dan PKB yang berlarut-larut. Sebagai salah seorang figur Nahdlatul Ulama yang membidani lahirnya PKB, Kiai Ma’ruf resah atas masalah tersebut. 

Hal itu dikatakan Wapres Ma’ruf ketika memberikan keterangan pers di dalam Kereta Whoosh dari Bandung menuju Jakarta, Kamis (1/8/2024). Menurut Wapres, PBNU dan PKB punya tugas dan fokus masing-masing. 

Ia berpesan agar PBNU dan PKB tidak saling intervensi. PBNU tetap bertugas dalam pembangunan umat, sedangkan PKB berperan di dunia politik. 

Ia mengaku sangat memahami PBNU dan PKB, karena pada 1998 menjabat sebagai Ketua Tim Lima yang dibentuk PBNU untuk membidani lahirnya PKB. Saat itu, Ma’ruf masih menjabat sebagai Rais Syuriah atau Kordinator Harian PBNU.

Perseteruan PBNU dan PKB sudah mengemuka sejak jelang Pemilu 2024. PBNU menganggap PKB coba menarik jajaran NU masuk ke politik praktis, padahal telah diputuskan bersikap netral.

Sementara awal Juli lalu, PKB termasuk di antara fraksi di DPR yang menggulirkan hak angket penyelenggaraan ibadah haji 2024. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan adik kandung Ketua Umum PBNU tentu menjadi objeknya.

Saat itu, Rapat Paripurna DPR yang memuluskan pembentukan panitia khusus hak angket dipimpin Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB. Terakhir, PKB melaporkan mantan sekjennya, Lukman Edy, ke Bareskrim Polri terkait pencemaran nama baik.

Tentu kita sebagai masyarakat menyayangkan terjadinya konflik antara PBNU dan PKB. Padahal kita tahu ormas dan parpol ini memiliki hubungan kultural-historis nan aspiratif. 

Sebab, PKB dibentuk salah satunya dengan harapan bisa menyerap dan memperjuangkan aspirasi warga NU. Jadi, kita berharap agar perseteruan tersebut segera berakhir.