Logo

Alami Tren Pemulihan di Kuartal II, Abdul Muthalib Hamid : Ini Sudah di Zona Optimis

Ilustrasi.

INFOSULAWESI.com, MAKASSAR -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengklaim ekonomi domestik di kuartal II 2021 alami tren pemulihan, sebab percepatan yang cukup tinggi. Apalagi aktivitas konsumsi masih menunjukkan pertumbuhan hingga Juni 2021.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Ekonomi Unismuh Abdul Muthalib Hamid mengatakan hal itu terjadi dari berbagai indikator yang menunjukkan akselarasi yang sangat kuat.

"Indeks keyakinan konsumen sampai Juni 107,4. Indeks ini sejak April sudah ada di zona optimis di atas 100," katanya kepada infosulawesi, Rabu (21/7).

Abdul Muthalib Hamid juga menambahkan jika perekonomian global terus menunjukkan proses pemulihan yang kuat dan telah ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal I 2021 di beberapa negara.

"Meskipun masih dalam zona negatif negara-negara lainnya telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat. Pasar keuangan terus menunjukkan perkembangan stabil yang mendorong aliran modal ke emerging market. Aktivitas perdagangan global juga terus meningkat ditunjukkan oleh tren peningkatan Baltic Dry Index yang terus konsisten di level yang tinggi dan disertai peningkatan tren harga komoditi," jelasnya.

Aktivitas manufaktur global juga terus berada pada level ekspansi dan berada pada level tertinggi di Mei 2021 ekonomi Indonesia triwulan I-2021 terhadap triwulan I-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,74 persen (y-on-y).

Dari sisi produksi, lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 13,12 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) menjadi komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 4,53 persen.

"Pandemi virus corona masih menjadi faktor utama ketidakpastian ekonomi dunia. Meski begitu, harapan optimistis ekonomi Indonesia 2021 bisa di atas pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksikan sejumlah lembaga internasional di kisaran 3-5 persen, tetapi semua ini masih dalam persfektif relative, karena semua faktor dan indikator ekonomi yang ada masih belum memberikan tanda dan sinyal yang positif yang bisa dijadikan dasar pijakan yang pasti," pungkasnya. (GR-INSUL)