Logo

Ukir Sejarah, Brigpol Chairul Hamka Alimin, Ajudan 7 Kapolda Sulsel Berturut-turut

Brigpol Chairul Hamka Alimin

INFOSULAWESI.com, MAKASSAR  --  Seleksi untuk menjadi ajudan Kapolda tidak mudah. Ada ratusan personil kepolisian yang harus dikalahkan. Bagi yang terpilih tentu suatu kebanggaan tersendiri.

Brigpol Chairul Hamka Alimin, patut bangga. Ia telah mengukir sejarah. Pria kelahiran Kabupaten Pangkep ini sudah tujuh kali berturut-turut jadi ajudan Kapolda Sulsel.

Pertama, ia jadi ajudan Irjen Pol Pudji Hartanto periode September 2015 sampai April 2016. Kedua, Irjen Pol Anton Charliyan periode April 2016 sampai Desember 2016.

Ketiga, ia mendampingi Irjen Pol Muktiono periode Desember 2016 -Desember 2017. Keempat, Irjen Pol Umar Septono periode Desember 2017-Januari 2019.

Kelima, Irjen Pol Hamidin periode Januari 2019-September 2019. Lalu, keenam ia kembali dipercaya mendampingi Irjen Pol Mas Guntur Laupe untuk periode September 2019-Agustus 2020.

Sekarang, ia pun kembali dipercaya menjadi ajudan Kapolda Sulsel yang baru, Irjen Pol Merdisyam. Tak hanya itu. Sebelum menjadi ajudan Kapolda, ia juga sudah jadi ajudan beberapa kali.

Pengalaman pertamanya, di 2008. Lulusan Diktukba Brimob Polri 2008 di Pusdik Brimob Watukosek ini pertama kali dipercaya jadi ajudan Wadanki periode 2008-2009.

Lalu, menjadi ajudan Danki periode 2009-2010. Kemudian ia menjadi ajudan Danyon Brimob periode 2010-2015.

“Tahun 2015 saya juga menjadi ajudan Bupati Pangkep,” sebut pria kelahiran Labbakkang, 7 April 1989.

Dari situlah, Chaerul menerima informasi ada seleksi ajudan Kapolda. Sehingga dia ikut seleksi. “Seleksinya cukup ketat. Mulai tes psiko tes dan lain-lain,” katanya.

Dari situlah ia terpilih dan masih dipercaya hingga sekarang. Hingga tujuh Kapolda sudah ia dampingi.

Bagi dia, kepercayaan itu sebagai tantangan. Walaupun menurutnya bukan hal mudah karena setiap sosok Kapolda berkarakter berbeda.

Ia pun harus bisa menyesuiakan diri.Prinsipnya, ikhlas dan loyal terhadap pimpinan dan memberikan pelayanan prima.

“Ikhlas dalam bertugas dan mengharapkan ridho Allah Swt dan dijadikan sebagai amal jahiriyah,” kuncinya.

Di lain pihak kata dia, ia juga tak melupakan keluarga. Waktu ia atur dengan baik. Bahkan dengan pendidikannya.

Di waktu kesibukan itu, pria yang hobi lari dan barbel ini juga sudah menyelsaikan sarjana strata dua (S2) Jurusan Manajemen di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Bagi dia, pendidikan adalah harta. Bisa membantu kariernya. “Pedidikan itu tidak melihat pembatasan. Setiap ada kesempatan maka lakukan,” pesannya. (fjr)