Logo

Sri Mulyani Target Perekonomian Capai 6,5 Persen di Kuartal 3, Pakar Ekonomi: Itu Sangat Lucu dan Tidak Masuk Akal

Ilustrasi. Foto: dok/ist

INFOSULAWESI.com, MAKASSAR -- Pakar Ekonomi Unismuh Makassar, Abdul Muthalib mengatakan target pertumbuhan ekonomi nasional yang dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sangat lucu dan tidak masuk akal. Sebab, ia menargetkan mencapai 6,5 persen.

"Saya menilai target pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2021 yang dikemukakan oleh Sri Mulyani Indrawati sebesar 6,5 persen adalah hal yang sangat lucu dan tidak masuk akal, karena sejak kuartal IV 2020 hingga kuartal II 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pernah mencapai angka 3 persen, bahkan pada kuartal I 2021, ekonomi kita masih berkontraksi 0 persen," katanya kepada infosulawesi, Sabtu (17/7/2021).

Meski demikian, beberapa stimulus dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 telah habis masa gunanya pada akhir kuartal II 2021 yakni Juni 2021. Untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan Sri Mulyani, lanjut Abdul Muthalib, pertumbuhan di kuartal II 2021 mencapai kisaran 2 hingga 3 persen.

"Karena pada posisi 3 persen itu, kita bisa melihat beberapa indikator yang dapat mendorong indikator lainnya untuk secara akumulatif mendorong pertumbuhan yang bisa dicapai sesuai target," lanjutnya.

Untuk di daerah Makassar sendiri sejak diberlakukannya surat edaran Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengenai pelaksaan PPKM hingga jam 17.00 WITA hingga tanggal 20 dan diperpanjang lagi sampai 27 Junli 2021, maka aktivitas dan omset perdagangan mengalami penurunan.

"Penurunan omset dan aktivitas dunia usaha bukan hanya berdampak pada perusahaan di Makassar, tapi juga terhadap kemampuan daya beli masyarakat, bahkan PPKM ini berlarut-larut maka tidak sedikit perusahaan di Makassar maupun di daerah-daerah lain akan mengalami likuidasi, negara semakin anjlok," jelasnya.

Abdul Muthalib memperkirakan perekonomian akan kembali jika PPKM berhasil, dipastikan ekonomi akan membaik seperti yang terjadi di kuartal I dan kuartal II 2021.

"Jadi pemerintah jangan terlalu over pede dengan pertumbuhan 7 persen. Karena itu adalah pertumbuhan yang semu. Cuman satu kuartal positif, selanjutnya bisa negatif," pungkasnya. (GR-INSUL)