Logo

Pendapatan XL Axiata di Kuartal I 2022 Tumbuh 8 Persen

Pekerja XL Axiata melayanai pelanggan pada peringatan Hari Pelanggan Nasional 2021 yang diperingati setiap tanggal 4 September.

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Pada kuartal I 2022, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil mencatat pendapatan Rp 6,75 triliun, tumbuh 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Pada periode ini, perseroan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 139 miliar.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini menyampaikan, peningkatan customer experience kini menjadi salah satu fokus utama XL Axiata dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Strategi ini dipandang sebagai cara terbaik untuk menghadapi kompetisi bisnis yang terus berlangsung ketat, daripada merespon persaingan tarif layanan.

“Hasilnya kini bisa dirasakan, di mana di kuartal pertama setiap tahun yang selalu berat, pendapatan XL Axiata terus tumbuh secara YoY, dengan kontribusi pendapatan layanan data kini mencapai 96%. Artinya, secara rata-rata pelanggan semakin mendapatkan kenyamanan atas layanan yang kami berikan,” kata Dian Siswarini dalam keterangan resminya, Selasa (10/5/2022).

Hingga akhir Maret 2022, total jumlah BTS 2G dan 4G XL Axiata mencapai lebih dari 133.000 unit dari sebelumnya 94.000 di akhir Maret 2021, dengan BTS 4G meningkat menjadi lebih dari 83.000. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 460 kota/kabupaten. Selaras dengan program pemerintah untuk melakukan penutupan BTS 3G, perseroan juga berhasil melakukan penutupan BTS 3G lebih cepat dibandingkan operator lainnya, di mana hingga akhir Maret 2021 jumlah BTS 3G yang sebanyak 52.000 hanya tersisa 4.566 BTS di Maret 2022, dan diharapkan bisa dituntaskan semuanya di kuartal kedua 2022.

Selama periode 3 bulan pertama di 2022, arus data XL Axiata meningkat pesat hingga naik 34% YoY dari 1.391 petabyte menjadi 1.857 petabyte. Di periode ini, pendapatan layanan data tercatat sebesar Rp 5,91 triliun, naik 10% YoY. Sementara itu EBITDA kuartal pertama 2022 meningkat sebesar 2% (YoY) menjadi Rp 3,17 triliun, dengan margin 47%.

“Di sepanjang kuartal I 2022, beban biaya operasional meningkat 14% (YoY) menjadi Rp 3,57 triliun dari Rp 3,13 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban biaya regulasi serta biaya penjualan dan pemasaran,” terang Dian.

Perseroan juga berhasil meningkatkan ARPU (pendapatan rata-rata per pengguna) blended menjadi Rp 36.000 dari Rp 35.000 di periode yang sama tahun sebelumnya, dengan jumlah pelanggan meningkat menjadi sebanyak 57 juta.

Dari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat di kuartal pertama 2022 secara YoY. Tercatat, utang kotor meningkat 12% YoY dan utang bersih meningkat 16% YoY. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan meningkat sebesar 59% ke angka Rp 1,94 triliun.

“Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 2,7x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi US$. Sebesar 81% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan,” jelasnya.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, capitalized capex menurun 35% YoY menjadi Rp 1,23 triliun. Penurunan ini disebabkan karena faktor jadwal pelaksanaan pembelanjaan modal meskipun jumlah belanja modal secara tahunan masih akan tetap sama. Rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata juga akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp 9 triliiun. (BS)