Logo

Bersiap Menghadapi Dampak Musim Hujan

Warga menyelamatkan harta benda dari banjir di Desa Meunasah Rambot, Kaway XVI, Aceh Barat, Selasa (21/11/2023). Masyarakat saat ini mulai bersiap menghadapi dampak dari musim hujan yang segera tiba secara luas

PERTANDA makin dekatnya musim hujan sudah mulai tampak. Potensi hujan deras di beberapa wilayah bahkan sudah terjadi. Karena itu faktor kesiapan menghadapi musim penghujan menjadi penting, terutama di kawasan yang seringkali terdampak bencana banjir, longsor, dan tanah bergerak.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memang memprakirakan puncak musim hujan di Indonesia terjadi pada Januari dan Februari mendatang. Namun faktanya beberapa wilayah sudah memasuki musim hujan, malah ada yang mengalami banjir. Misalnya di wilayah Aceh dan sebagian Jawa.

Memasuki musim hujan sebenarnya ada hal penting yang harus menjadi perhatian masyarakat. Perhatian itu adalah potensi bencana tidak hanya terpaku kepada satu jenis, melainkan multibencana. Ini artinya, potensi bencana musim hujan dapat berlangsung secara bersamaan, contoh banjir dan tanah longsor.

Di sinilah mitigasi harus dilakukan secara serius. Simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana di puncak musim hujan perlu dilakukan, terutama di wilayah yang rentan mengalami dampak musim hujan yang lebih ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.

Data Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, dalam kurun 19 tahun, yaitu 2001 hingga 2019, kondisi klimatologis Indonesia telah mengalami perubahan signifikan. Akibatnya durasi musim hujan di beberapa wilayah selatan Indonesia menjadi lebih panjang.

Di wilayah Sumatra dan Kalimantan serta sebagian Sulawesi durasi musim hujan bisa berlangsung selama 49 hari. Sementara di Lampung dan bagian barat Pulau Jawa berlangsung sekitar 12 hari. Selain itu hujan ekstrem diperkirakan juga akan semakin sering terjadi di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, maupun Nusa Tenggara Timur.

Menyadari perubahan pola musim hujan tersebut, tentu menuntut kesiapan masyarakat secara luas. Sehingga upaya pencegahan seperti penebangan pohon yang berpotensi tumbang, pengelolaan saluran air, dan penyediaan posko darurat sangatlah penting. 

Selain itu dengan memanfaatkan data-data dan pengalaman masa lalu, kita dapat membangun kesiapan menghadapi dampak musim hujan. Dan, dengan memperbaiki lingkungan sebenarnya kita bisa menahan laju perubahan iklim, sehingga diharapkan dapat mengurangi kerentanan dan mampu menciptakan ekosisten yang aman selama musim hujan.

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News