Logo

Waspada, Kunjungan ke Rumah Sakit Dapat Menyebabkan Infeksi Nosokomial

Chief Commercial Officer Signify Indonesia Wibawa Jati Kusuma dalam acara Signify Thought leadership Forum “UV-C Air Disinfection: Mencegah dan Menekan Risiko Infeksi Nosokomial Melalui Transmisi Udara di Lingkungan Fasilitas Kesehatan”, 25 Oktober 2022.

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Selain menjadi tempat untuk menyembuhkan penyakit, rumah sakit ternyata juga menjadi tempat berkembang biaknya kuman yang bisa menyebabkan healthcare associated infections (HAIs) atau yang lebih dikenal dengan infeksi nosokomial.

Jenis infeksi ini tidak dapat langsung disadari ketika masuk, melainkan memerlukan waktu setidaknya 48 jam untuk berkembang dan memunculkan gejala.

Adapun beberapa bentuk penyakit akibat infeksi nosokomial antara lain, infeksi aliran darah pneumonia infeksi saluran kemih, dan infeksi luka operasi.

Chief Commercial Officer Signify Indonesia, Wibawa Jati Kusuma mengatakan, kewaspadaan harus ditingkatkan apabila berada di rumah sakit. Pasalnya kuman atau virus bisa menyebar melalui transmisi udara.

“Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit menjadi tempat yang rentan penyebaran dan penularan penyakit,” ungkap Wibawa Jati Kusuma dalam acara Signify Thought Leadership Forum “UV-C Air Disinfection: Mencegah dan Menekan Risiko Infeksi Nosokomial Melalui Transmisi Udara di Lingkungan Fasilitas Kesehatan”, di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Mengutip studi organisasi kesehatan dunia atau WHO, Wibawa mengungkapkan, bahwa infeksi nosokomial terjadi sebanyak 10% di Asia Tenggara, termasuk juga Indonesia.

Sementara itu, dokter spesialis mikrobiologi klinik Cahyarini Dwiatmo sebagai perwakilan dari Pengurus Pusat Perkumpulan Pengendalian infeksi Indonesia (Perdalin) menyampaikan, ada sejumlah penyakit yang bisa timbul melalui transmisi udara, antara lain tuberkulosis, influenza, measles atau campak, varicella, SARS, MERS, hingga Covid-19. Karenanya, kewaspadaan harus ditingkatkan apabila berada di fasilitas kesehatan.

Khusus untuk tuberkulosis, Cahyarini mengungkapkan jumlah kasus di Indonesia bahkan terbanyak kedua di dunia. Kondisi ini terjadi akibat masyarakat tidak menyadari adanya potensi penularan penyakit tersebut melalui udara.

"Ketika berada di rumah sakit, langkah terbaik adalah melakukan metode berlapis, yaitu memakai masker, tetap menjaga jarak, mencuci tangan, buat ventilasi udara untuk mengeluarkan udara kotor, lebih baik lagi pasang UVGI (ultraviolet germicidal irradiance) dengan ketinggian tertentu dan syarat-syarat tertentu, dan yang penting selalu bersihkan permukaan yang ada di fasilitas kesehatan,” kata Cahyarini.