Logo

Salah Satu SMP di Pangkep, Sulsel Bangun Toilet Dengan Habiskan Anggaran Rp. 495, 2 Juta

Pembangunan toilet yang menghabiskan dana hingga Rp 495,2 juta di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, menjadi viral di media sosial, Rabu (15/11/2023).

PANGKEP -- Pembangunan toilet yang menghabiskan dana hingga Rp 495,2 juta di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, menjadi viral di media sosial.

Anggaran untuk pembangunan toilet ini berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN tahun 2023. Saat ini, pembangunan toilet masih dalam tahap akhir dan diperkirakan selesai pada Desember 2023.

Toilet ini dibangun di SMP Negeri 1 yang terletak di Kecamatan Bungoro Toilet senilai setengah miliar rupiah ini masih dalam tahap pengerjaan.

Pembangunan tiga toilet, masing-masing berukuran 9 x 7 meter, dengan tiga bilik di dalamnya. Bangunan toilet ini didesain dengan warna biru dan dilengkapi dengan pemasangan keramik.

Setiap unit menyediakan toilet untuk pria, wanita, dan juga toilet untuk penyandang disabilitas, dilengkapi dengan ruang ganti dan wastafel.

Jumlah siswa di SMP Negeri 1 Bungoro mencapai 803 orang, dengan jumlah guru dan pegawai sebanyak 104 orang.

Pembangunan toilet ini merupakan bagian dari konsep pendidikan inklusif dan mengacu pada petunjuk teknis atau juknis yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan terkait pembangunan fasilitas sanitasi.

"Pembangunan toilet ini mendapatkan pendanaan dari DAK 2023," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep, Sabrun Jamil, Rabu (15/11/2023).

Penentuan penerima manfaat untuk proyek ini berdasarkan data pokok pendidikan atau dapodik, dengan mempertimbangkan jumlah siswa dan ketersediaan lahan untuk pembangunan.

"Ada mekanisme yang harus ditempuh. Sekolah yang mendapatkan manfaat ditentukan berdasarkan data pokok pendidikan, yang mencakup informasi jumlah tenaga kependidikan dan sarana prasarana," jelasnya.

Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan inklusif dan mendukung pembelajaran, serta ketersediaan fasilitas toilet, sekolah diharapkan menjadi sekolah ramah anak dan inklusif. Hal ini memungkinkan siswa dengan kebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan di sekolah umum tanpa harus pergi ke sekolah luar biasa (SLB).

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News