LUWU UTARA -- Advancing Cocoa Agroforestry Towards Income, Value and Environmental Sustainability (ACTIVE) merupakan program yang berada di bawa naungan USAID Global Development Alliance (GDA).
Program ini bertujuan meningkatkan praktik agroforestri berbasis bukti yang memanfaatkan teknologi di tingkat petani untuk memajukan praktik yang berketahanan iklim, meningkatkan pendapatan petani kecil dan memastikn pasokan kakao berkualitas tinggi.
Khusus di Kabupaten Luwu Utara, program ACTIVE telah menyentuh 2.600 petani kakao. “Dalam program ACTIVE, kami telah memberikan kontribusi kepada 2.600 petani melalui praktik lapangan dengan mengadvokasi model agroforestri kakao,” ungkap Project Associate ACTIVE, Aminah Medama, saat memberikan materi Workshop Pembelajaran Kerikulum Agroforestri baru-baru ini di Aula Hotel Yuniar, Masamba.
Aminah menyebutkan, pada 2023 ini, sebanyak 664 petani telah menjalani pelatihan melalui tiga metode pembelajaran, yaitu Good Agricultural Practices (GAP), Gender Action Learning for Sustainability (GALS), serta Diversifikasi Kakao Agroforestri.
“Pentingnya agroforestri bagi kami makin terbukti melalui pembelajaran yang kami dapatkan dari program SFITAL, terutama melalui penggunaan maket,” terang Aminah.
Dikatakan Aminah bahwa pihaknya tak hanya memberikan pembelajaran dan materi yang terkait dengan kakao saja, tetapi juga untuk tanaman non-kakao lainnya.
“Fokus kami tak hanya pada materi GAP untuk kakao, tetapi juga untuk tanaman non-kakao lainnya seperti pala, durian, alpukat, dan pisang”, tandas Aminah. (LHr)
Untuk diketahui, misi mewujudkan Kakao Lestari dan Berkelanjutan di Kabupaten Luwu Utara, program SFITAL menggandeng beberapa mitra dengan program unggulan masing-masing, yaitu program Agroforestry System and Extension Scientist (ICRAF), ACTIVE dan Lascarcoco. (LHr)
Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News