Logo

Usulan Aljazair untuk Gencatan Senjata Gaza, AS Bakal Gunakan Hak Veto

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield berbicara di Sidang Dewan Keamanan PBB mengenai perang Israel-Hamas. (AP)

NEW YORK -- Amerika Serikat (AS) mengatakan, bakal memveto resolusi Aljazair di Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Usulan ini dianggap dapat membahayakan upaya diplomatik Washington yang bertujuan menjadi perantara untuk mengakhiri permusuhan Israel-Palestina.

Aljazair lebih dari dua minggu lalu mengajukan rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera antara Israel dan Hamas.

Resolusi tersebut seperti dikutip Arab News, menolak pemindahan paksa warga Palestina dan menuntut aliran bantuan kemanusiaan yang penuh, cepat dan tidak terbatas ke dalam dan seluruh Gaza.

Aljazair, yang menduduki kursi negara-negara Arab di DK PBB, telah meminta pemungutan suara mengenai rancangan tersebut sejak Selasa pekan lalu.

Namun, perwakilan AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengeluarkan pernyataan yang menegaskan, Washington tidak mendukung tindakan terhadap rancangan resolusi ini, yang tidak akan bisa diadopsi.

Sejak awal perang, AS telah dua kali memveto resolusi gencatan senjata yang didukung oleh sebagian besar negara, dan abstain dari dua resolusi lainnya, sehingga dewan tersebut dapat menyerukan peningkatan konvoi bantuan ke Gaza.

Resolusi DK PBB membutuhkan setidaknya sembilan persetujuan suara, dan tidak ada suara negatif dari lima anggota tetap mereka, yakni AS, Inggris, Prancis, Tiongkok dan Rusia.

Thomas-Greenfield mengatakan, AS telah mengintensifkan upaya menuju penyelesaian konflik Gaza yang berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan ini, AS secara aktif terlibat dalam negosiasi kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas, yang dirancang untuk segera memberikan masa tenang bagi Israel setidaknya selama enam minggu.

Gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk meletakkan dasar bagi perdamaian yang lebih abadi, tambahnya.

Thomas-Greenfield menunjuk pada intervensi pribadi Presiden AS Joe Biden selama seminggu terakhir, mengadakan banyak diskusi dengan para pemimpin Israel, Mesir dan Qatar.

“Resolusi Aljazair tidak akan mencapai hasil tersebut, dan bahkan mungkin bertentangan dengan hasil tersebut,” katanya.