Buton Tengah - Debat publik perdana pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Buton Tengah (Buteng) akhirnya terlaksana. Meskipun sempat molor beberapa jam dari waktu pelaksanaan, acara debat yang berlansung pada Rabu, (13/11/2024).
Debat yang dilansungkan di gedung kesenian Kecamatan Mawasangka itu sempat diwarnai kericuhan antar pendukung masing-masing paslon.
Kericuhan terjadi diduga akibat dari adanya saling ejek antar masing-masing pendukung yang memadati area sekitar debat.
Selain itu, kehebohan juga terlihat di dalam ruangang acara debat sejak acara dimulai dimana kedua pasangan calon, yaitu pasangan Azhari dan Adam Basan sebagai paslon nomor urut 1 (satu) saling beradu pendapat dengan pasangan nomor urut 2 (dua), yaitu La Andi dan Abidin.
Selama acara debat berjalan, kehebohan terus terjadi. Pertanyaan-pertanyaan yang disediakan oleh panelis, mulai dari pertanyaan terkait program peningkatan pariwisata, budaya, sektor transportasi hingga masaalah kekerasan terhadap perempuan dan anak mewarnai jalannya debat. Debat kemudian memanas hingga mesuki sesi tanya jawab antar masing-masing paslon terkait visi-misi dan program. Paslon nomor urut 1 (satu) yang mendapat kesempatan pertama pada sesi tanya jawab ini, menanyakan terkait program visi-misi paslon nomor urut 2 (dua) yaitu tentang umroh gratis.
"Dalam visi-misi anda, ada program umroh, mana yang akan anda dahulukan, memberangkatkan orang umroh atau menuntaskan kemiskinan, tolong dijawab dengan disertai dalil menurut islam," tanya Adam Basan, selaku calon wakil Bupati dari nomor urut 1 (satu),
Menanggapi pertanyaan tersebut, menurut La Andi, selaku cabup dari paslon nomor 2 (dua) program tersebut sudah Ia lakukan sebelum maju menjadi calon, La Andi menuturkan bahwa pelaksanaan program umroh itu akan dlakukan secara bertahap dan akan mempriritaskan para imam-imam masjid serta majelis ta'alim yang ada di seluruh desa dan kelurahan di Buteng.
"Program umroh gratis ini tidak sembarang diberangkatkan, tapi disitu ada kriteria-kriteria seperti imam masjid, ibu-ibu majelis ta'lim, jadi tidak usah tanyakan soal itu, anggarannya tetap akan kita pikirkan," jawab La Andi.
Kericuhan di sekitar acara debat paslon cabup dan cawabup Buteng, Rabu (13/11/2024).
Saat diberi kesempatan kembali untuk menyanggah, pasangan Azhari dan Adam Basan merasa jawaban dari psangan nomor urut 2 (dua) kurang tepat ditambah program tersbut dianggap pemborosan anggaran. Menurut Azhari dan Adam Basan, penuntasan kemiskinan dan memberikan bantuan kepada para anak-anak yatim lebih prioritas dan wajib dibanding memberangkatkan orang umroh.
"Umroh itu sunnah, mendahulukan orang miskin dan yatim piatu itu lebih wajib dalam islam dibanding memberangkatkan orang umroh, kemudian anda bilang adil, bagaimana akan diseleksi 50 orang dalam setahun yang akan pergi umroh karena mana yang akan anda dahulukan untuk berangkat dan yang mana anda simpan, pasti akan bias dan ada ketidak adilan di dalam itu," terang Azhari selaku Cabup Buteng dari nomor 1 (satu).
Setelah itu, giliran pasangan nomor 2 (dua) yang memberikan pertanyaan kepada kubu nomor 1(satu). Pertanyaan yang dilontarkan La Andi terkait dengan program pengembangan kampus, yang mana tersebut merupakan salah satu dari program visi-misi pasangan Azhari dan Adam Basan.
"Terkait dengan pengambangan kampus, dimana pada point 1(satu), pengembangan kampus bertujuan untuk peningkatan SDM masyarakat, pertanyaan kami, terkait kata mengembangkan kampus, itu visi misi seorang rektor, bukan visi-misi bupati, mohon tanggapannya pak doktor," ucap La Andi.
Pertanyaan mengarah lansung kepada Azhari yang memang memiliki latar belakang pernah mejabat sebagai seorang rektor di salah satu perguruan tinggi negeri lansung dijawab dengan lugas oleh dirinya.
Berkaitan dengan pertanyaan itu, Azhari menerangkan bahwa, pembangunan hingga pengembangan sebuah kampus itu dilakukan tidak mesti harus mejabat sebagai seorang rektor di sebuah universitas, Ia mencontohkan dirinya pada saat mengembangkan sebuah kampus di Kabupaten Kolaka, pada saat itu Ia belum menjadi seorang rektor, melainkan masih mejabat sebagai staf khusus Pemerintah Daerah di sana. Menurutnya, pembangunan dan pengembangan sebuah kampus di sebuah daerah bisa dimulai dan dilakukan dengan metode kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan beberapa ormas dan lembaga.
"Kampus itu bukan hanya urusan rektor, anda tahu tidak, saya bangun kampus waktu itu saya belum jadi rektor, saya masih sebagai staff khusus Bupati Kolaka waktu itu," kata Azhari.
Sesi tanya jawab dalam acara debat paslon tersebut kemudian selesai, Acara debat kemudian diakhiri dengan pidato penutupan dari kedua paslon. (agus/insul)