PEMERINTAH berupaya mengatasi aktivitas premanisme dari oknum organisasi masyarakat (ormas) di kawasan industri. Seiring hal itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengundang Kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah untuk mencari solusi mengatasi aktivitas premanisme dari ormas.
Sebelumnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menyatakan mengalami kerugian hingga ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas).
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Riyatno, Senin lalu mengatakan pihaknya sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah bertugas untuk memfasilitasi investor dari proses awal mengajukan penanaman modal hingga akhir pembuatan fasilitas produksi. Apabila terjadi hambatan dalam proses investasi, BKPM menjamin akan mencarikan solusi terkait masalah tersebut.
Sementara Ketua Umum HKI Sanny Iskandar mengatakan ada ormas menyebabkan gangguan keamanan, karena masuk ke kawasan industri untuk melakukan demonstrasi. Ia menyebut, biasanya ormas tersebut meminta diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik seperti transportasi, catering atau apa pun.
Sanny menuturkan, pihaknya sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah bertugas untuk memfasilitasi investor dari proses awal mengajukan penanaman modal hingga akhir pembuatan fasilitas produksi. Apabila terjadi hambatan dalam proses investasi, BKPM menjamin akan mencarikan solusi terkait masalah tersebut.
Dikatakannya,beberapa investor sudah mengirimkan surat langsung kepada Presiden Prabowo Subianto terkait premanisme ormas. Ormas kerap kali melakukan demo di dalam kawasan industri hingga mengganggu operasional pabrik.
Itu membuat investor di kawasan industri jengah, sehingga menarik operasionalnya. Karenanya, perlu ada penertiban dan sanksi terhadap ormas yang melakukan pungli dan tindakan agar investasi di Indonesia bisa berjalan baik.
Simak berita dan artikel lainnya di: Google News
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi