PROGRAM 'Barak Militer untuk Pemulihan Anak Sekolah' menuai tanggapan beragam dari berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari masyarakat biasa, akademisi, tokoh, hingga pejabat turut menyuarakan pandangannya.
Bagi masyarakat awam, barak militer sering dianggap tempat keras dan menakutkan penuh kekerasan. Pandangan ini muncul karena kurangnya pemahaman tentang metode pembinaan di dalamnya.
Anak-anak yang masuk barak umumnya memiliki masalah seperti bolos, merokok, tawuran, hingga memakai narkoba. Perilaku ini sering terjadi tanpa adanya upaya nyata untuk menghentikannya.
Barak dianggap mampu menghentikan kebiasaan buruk tersebut melalui pendekatan disiplin dan pembentukan karakter. Di balik kesan keras, barak menanamkan nilai-nilai ketertiban dan tanggung jawab.
Yang diajarkan barak bukan kekerasan, tetapi kedisiplinan dan pemahaman aturan serta konsekuensi pelanggarannya. Siswa juga diajak berdialog untuk menggali penyebab perilaku negatif mereka.
Anak-anak bermasalah ini bukan beban, melainkan aset dan masa depan bangsa yang perlu dibimbing. Dengan pendekatan tepat, mereka dapat diarahkan menjadi pribadi yang lebih baik dan produktif.
Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi