INFOSULAWESI.com, Maros - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2025, Lembaga Pencinta Alam HPPMI Maros akan melaksanakan kegiatan Aksi Bersih Sungai dan Penanaman Pohon di Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros pada tanggal 28 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap persoalan lingkungan yang kian kompleks, khususnya di wilayah yang rentan terhadap dampak bencana ekologis seperti banjir dan penurunan kualitas Daerah Aliran Sungai (DAS).
“Pelaksanaan kegiatan ini sebenarnya telah direncanakan pada 5 Juni lalu, namun karena bertepatan dengan Hari Raya Iduladha, kegiatan kami tunda sambil melakukan observasi langsung terhadap kondisi lingkungan di lokasi kegiatan,” ungkap Fitrah Yusri, PLT. Sekretaris Umum LPA HPPMI Maros.
Desa Mattirotasi dipilih sebagai lokasi kegiatan mengingat kondisi lingkungannya yang memprihatinkan. Persoalan utama yang dihadapi adalah penumpukan sampah di aliran sungai dan saluran irigasi, minimnya sarana tempat sampah, serta buruknya sistem drainase. Akibatnya, desa ini hampir setiap tahun mengalami banjir, termasuk pada Februari lalu yang merendam sekitar 209 hektare sawah.
Beberap warga menyampaikan ke kami bahwa selama ini belum tersedia sistem pengelolaan sampah yang memadai. “Sudah lama tidak ada tempat sampah. Masyarakat akhirnya membuang sampah ke sungai dan beberapa dari kami sudah berinisiatif membuat tempat sampah sendiri, tapi sampah itu tidak pernah diangkut ke tempat pembuangan,” ungkap Oma, perwakilan Komunitas Pencinta Alam Katro Maros yang bersekrteriat di Desa Mattirotasi.
Melalui dua program utama, yaitu penanaman pohon dan aksi bersih sungai, LPA HPPMI Maros berharap dapat menjadi roda penggerak dalam upaya memulihkan kembali kondisi ekologis desa tersebut. Penanaman pohon di bantaran sungai diharapkan dapat meningkatkan tutupan vegetasi, memperkuat daya serap tanah, dan berfungsi sebagai penyangga alami untuk mencegah banjir. “Aksi bersih sungai ini kami mempunyai tujuan untuk mengurangi risiko genangan air, melindungi lahan pertanian, serta mencegah penyebaran penyakit yang bersumber dari air tercemar", ungkap Asri, kordinator pelaksana.
“Kegiatan ini kami desain sebagai pendekatan partisipatif, melibatkan masyarakat, kelompok pemuda, dan kelompok perempuan. Kami juga mengajak seluruh organisasi pecinta alam dan komunitas lainnya untuk bergabung sebagai bentuk solidaritas bersama. Tidak ada keadilan lingkungan jika masih ada yang dirugikan,” tambahannya.
LPA HPPMI Maros juga berkomitmen untuk melanjutkan upaya konservasi ini dengan melakukan audiensi ke instansi pemerintah terkait serta memfasilitasi forum diskusi terbuka bersama masyarakat Desa Mattirotasi. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat advokasi dalam mendorong penyelesaian sistemik atas persoalan lingkungan yang terjadi di wilayah tersebut. (Chairil Anwar/IS)
Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi