PENINGKATAN ketegangan geopolitik perang Israel dan Iran di Timur Tengah yang berujung pada penutupan Selat Hormuz memicu kekhawatiran besar terhadap dampaknya bagi perekonomian Indonesia. Pekan lalu, dalam konferensi pers APBN Kita edisi Mei 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mewanti-wanti berbagai dampak yang dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap Indonesia.
Mulai dari kenaikan harga minyak yang dapat memicu pembengkakan subsidi energi hingga volatilitas nilai tukar yang berimbas pada bertahannya era suku bunga tinggi. Sejumlah dampak ekonomi yang diwaspadai pemerintah dari memanasnya konflik Israel-Iran. Pertama, subsidi energi membengkak. Kekhawatiran atas lonjakan harga minyak dunia bukan tanpa alasan.
Selat Hormuz adalah jalur pelayaran penting bagi lebih dari 20 persen ekspor minyak mentah dunia. Jika selat tersebut ditutup atau terganggu akibat konflik militer antara Iran dengan Israel dan Amerika Serikat, pasar global akan mengalami kenaikan harga energi yang signifikan.
Kedua, suku bunga tinggi. Tak hanya itu, situasi ini akan menciptakan tekanan inflasi tambahan dan memaksa bank bank sentral dunia, yang sebelumnya berencana mulai menurunkan suku bunga pada 2025, untuk menunda pelonggaran kebijakan moneter mereka.
Di tengah proyeksi perlambatan ekonomi global—dengan estimasi pertumbuhan hanya 2,3 persen pada 2025 versi Bank Dunia dan 2,8 persen versi IMF—serta tantangan eksternal yang semakin kompleks, pemerintah dihadapkan pada dilema besar antara menjaga pertumbuhan dan pengendalian inflasi. Ketiga, penerimaan negara.
Selain tingkat suku bunga, pemerintah juga menyoroti penerimaan negara dari sektor komoditas juga sangat rentan terhadap fluktuasi harga global akibat disrupsi rantai pasok.
Karenanya, perlu diwaspadai risiko bagi Indonesia akibat dari perang Israel dan Iran. Termasuk dengan melemahnya ekonomi global yang bisa mempengaruhi permintaan ekspor di Indonesia. Yang terpenting adalah iIndonesia bisa memberikan langkah konkret dengan memperkuat jalur diplomatik dan humaniter. Indonesia juga dapat memberikan peran penting agar kawasan tetap netral dan tidak terseret polarisasi geopolitik global.
Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi