Logo

PP IKA Unhas Gandeng Direktorat Alumni Unhas Gelar Kegiatan “Unhas dan IKA Mendengar”

MAKASSAR — Kegiatan ini diinisiasi bersama oleh Waketum PP IKA Unhas Bidang OKK dan Pengembangan Inovasi Sumber Daya Alumni Unhas, Andi Irwan Patawari dan Direktur Alumni Unhas, Prof. Dr. Yusuf Mappiasse yang akrab disapa Prof Uchu.

Kegiatan berlangsung hibrida Sabtu siang (9/08/2025) di Gedung Pertemuan Alumni Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar. Peserta yang hadir langsung di GPA kurang lebih 200 orang, sebanyak itu pula yang hadir secara Daring.

Kegiatan ini dihadirkan sebagai ruang dialog terbuka untuk menguatkan kolaborasi dan sinergisitas antara Unhas dan IKA unhas.

Hadir dalam kegiatan ini Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, M.Sc, Sekjen PP IKA Unhas Prof Yusran Jusuf, Direktur Eksekutif PP IKA Unhas, Salahuddin Alam, Ketua IKA Unhas Banten, Ir Barawaja, Ketua IKA Teknik Safri Pamulu, pengurus IKA Unhas NTT, pengurus IKA Luwu Utara, dan sejumlah pengurus IKA Unhas Daerah.

Acara diawali dengan laporan dari Direktur Alumni Unhas, Prof Uchu.

Dalam pengantarnya Prof Uchu mengatakan bahwa kegiatan ini bernama “Unhas dan IKA Mendengar”, jadi Unhas dan IKA adalah pendengar.

“Tinggal nanti siapa yang akan kita mau dengar di ruangan ini maupun yang ada dalam zoom, kami persilakan,” ujar Prof Uchu.

Direktur Alumni Unhas yang baru menjabat sekitar tiga bulan itu juga mengingatkan, bahwa Unhas dan alumni memiliki potensi yang besar.

“Melalui forum ini kita berharap ada rumusan formula untuk menyinergikan kedua potensi itu sehingga bisa dimaksimalkan,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa, M.Sc dalam sambutannya menyambut baik kegiatan ini.

“Saya sangat gembira ketika mendengar kegiatan ini diberi nama “Unhas dan IKA Mendengar”. Saya sebenarnya lebih ingin mendengarkan curhat-curhatan bapak dan ibu sekalian. Tapi sebelum itu, kami ingin menyampaikan sesuatu dulu sebagai pengantar diskusi,” ujar Rektor yang akrab disapa Prof JJ.

Selama ini pimpinan universitas dan IKA Unhas telah mendengar apa yang menjadi keinginan dan menjadi harapan alumni, sebagian telah kita usahakan semampu yang bisa kita laksanakan.

“Tentu hari ini bukan hanya satu hari kita mendengar, tetapi kita selalu mau mendengar bukan hanya mendengar apa yang baik untuk Unhas, tetapi sebenarnya kita juga ingin mendengar berita-berita baik dari para alumni untuk kita share bersama dan kita syukuri bersama,” ujar Prof JJ.

Ketua IKA Unhas Beberkan Kemajuan Bidang Pertanian

Ketua umum IKA Unhas yang juga Menteri Pertanian RI, Dr. Andi Amran Sulaiman, MP dalam sambutan dan arahannya melalui pertemuan zoom mengajak para alumni Unhas untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang kondisi dunia, Indonesia, dan Sulawesi Selatan.

“Yang pertama adalah kondisi ekonomi, ketidakpastiannya sangat tinggi. Dimana kebijakan Trump, Presiden Amerika, yang tidak menguntungkan banyak negara. Jangankan negara seperti Asia, Asia Tenggara, tetapi termasuk negara yang merupakan sahabat dan sekutu mereka juga merasakan hal yang sama,“ ujar Andi Amran.

Meskipun dunia diwarnai ketidakpastian dan tidak baik-baik saja, lanjut Andi Amran, namun ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,12 persen.

“Alhmadulillah, sektor pertanian berkontribusi di urutan pertama dalam kuartal pertama 2025 dan bahkan menjadi jawara dalam pertumbuhan ekonomi dan pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia, yang tidak pernah terjadi sebelumnya,” ujar Andi Amran dengan penuh optimisme akan kemajuan ekonomi dan keberhasilan bidang pertanian Indonesia.

Warna Warni Aspirasi Alumni

Usai Ketum IKA Unhas menyampaikan arahan, selanjutnya Arsan Fitri dari alumni peternakan yang bertindak sebagai moderator memberikan kesempatan kepada peserta yang hadir langsung maupun yang hadir secara Daring menyampaikan pendapat dan pemikirannya.

Penanya pertama adalah Andi Hatta Tajang yang hadir secara Daring dari IKA Pertanian, meminta Mentan menjelaskan hitung-hitungan hilirisasi pertanian yang bisa mencapai ratusan triliun.

Dari alumni Farmasi ada Burhanuddin yang hadir melalui Daring, menyampaikan pertanyaan terkait dengan hilirisasi kelapa.

Selanjutnya IKA Wilayah NTT diwakili oleh Srihatun, yang menyampaikan usulannya mengenai perlunya ada program yang dilaksanakan oleh pengurus IKA secara terpusat dan berkelanjutan.

Salah satu masalah sosial di NTT adalah kemiskinan ekstrem. Oleh karena itu, Sri mengusulkan agar IKA Unhas menyelenggarakan kegiatan job fair yang dapat menghubungkan antara alumni dan dunia kerja.

Sri juga menyampaikan bahwa pengurus IKA Unhas NTT agak kesulitan menyelenggarakan kegiatan di bidang ekonomi, karena tidak ada pengurus IKA Unhas NTT yang berlatar belakang pengusaha.

Oleh karena itu, Sri mengusulkan agar Unhas menyelenggarakan kegiatan pelatihan ekonomi digital dan pendampingan UMKM di NTT.

Pengurus IKA Unhas Luwu Utara, diwakili oleh Ahmad. Dalam menyampaikan unek-uneknya ia terlebih dahulu menyampaikan kalau Luwu Utara memiliki potensi yang signifikan di bidang pertanian.

Ia berharap Mentan Andi Amran dapat membantu mengembangkan pertanian yang lebih relevan berdasarkan kondisi wilayah.

Komoditas yang cocok dikebangkan di Luwu Utara, menurut Ahmad, adalah kopi dan kol.

Tetapi geografi Luwu Utara punya tantangan tersendiri jika ingin dikembangkan karena wilayahnya lebih banyak berupa hutan dan itu berbahaya bagi masyarakat.

Tantangan lain adalah bencana banjir yang sering terjadi, menyebakan lahan yang luas yang tadinya produktif kemudian menjadi tidak produktif sehingga sebagian warga menjadi miskin.

Mewakili IKA Soppeng hadir Muhammad Ridha yang akrab dipanggil Didot, melaporkan kepada Mentan bahwa Soppeng saat ini surplus gabah tetapi tidak surplus beras. Bahkan sudah banyak pabrik penggilingan padi yang tutup.

Program hilirisasi bidang pertanian yang dicanangkan oleh Mentan Amran, menurut Didot, sangat menarik dan dia sangat mendukung program itu.

Mulawarman yang dikenal dengan kritikannya yang tajam di grup WA alumni, juga turut memberi masukan. Salah satu masalah yang disoroti adalah belum adanya hasil riset dari para dosen dan guru besar Unhas tentang pengangguran dan kemiskinan di Sulawesi Selatan.

“Sedangkan ancaman terbesar kita di Sulawesi Selatan adalah pengangguran dan kemiskinan ekstrem,” tandas Mulawarman.

Pada akhir acara, Direktur Alumni Unhas, Prof Uchu maupun Waketum Bidang OKK, Andi Irwan Patawari menilai kegiatan ini berjalan sukses karena banyak alumni yang hadir langsung maupun melalui zoom, yang telah memberikan masukan berupa pemikiran dan aspirasi yang perlu dirumuksan tindak lanjutnya oleh Unhas dan IKA Unhas sebagai pendengar. (kabarika)

HUT_RI_80_-_Template_-_Web_Banner_1920x1080

Space_Iklan_IS_1

WA12
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi