Logo

Frederik Kalalembang: Rakyat Butuh Wakil yang Mau Mendengar dan Butuh Komunikasi

Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat , Irjen Pol (P) Drs Frederik Kalalembang.

12Wil-2Sulawesi_SelatanAMSIII2024

JAKARTA – Menjadi anggota DPR RI bukan hanya soal duduk di komisi tertentu, melainkan soal hadir menjawab persoalan rakyat. Hal itu ditegaskan Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang, yang menekankan bahwa fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan hanya berarti jika benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat.

“Masyarakat tidak pernah peduli kita ada di Komisi berapa. Yang mereka tahu, apakah kita bisa membantu menyelesaikan masalah mereka,” ujar Frederik.

Menurut Frederik, fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan yang menjadi tugas utama DPR RI tidak boleh berhenti pada rapat-rapat formal di Senayan. Fungsi itu harus hidup, terasa nyata di desa-desa, di rumah sakit, di sawah dan ladang, hingga di ruang keluarga masyarakat sederhana.

Ia mengingatkan, tapi mungkin kewajiban kita sebagai anggota dewan yang dipercaya oleh rakyat.

Jaringan sebagai Kunci

Frederik menekankan pentingnya membangun jaringan luas, baik dengan sesama anggota DPR, kementerian, maupun lembaga negara, karena hanya dengan jaringan yang kuat persoalan rakyat bisa ditangani.

Gambar_WhatsApp_2025-08-24_pukul_21.14.32_29f1209d

Beginilah Kondisi Rika (duduk bersandar)saat berada di pelataran salah satu rumah sakit, menunggu anaknya yang masih di inkubator dan mendapat bantuan dan kepedulian Frederik Kalalembang.

“Banyak yang melapor ke saya soal hukum, pertanian, peternakan, bahkan kesehatan. Termasuk ada yang menelpon soal pasien yang diminta oleh rumah sakit keluar dari ruang perawatan karena masa aktif BPJS nya sudah habis, padahal waktu itu saya sedang berada di ruang sidang DPR RI. Apakah saya harus menolak membantu dan mengatakan itu bukan bidang saya karena saya tidak di Komisi IX? Tidak. Justru jaringanlah yang membuat kita bisa membantu sang ibu dan akhirnya keluar dari masalah yang dihadapinya,” terangnya.

Hal serupa terjadi ketika warga datang melaporkan soal pertambangan di daerah pemilihannya, dimana masyarakat merasa dirampas tanahnya padahal memiliki seritifikat. Meski urusan itu lebih dekat dengan Komisi XII DPR RI, Frederik tidak tinggal diam. Ia memilih membantu mencari solusi, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dan memastikan suara masyarakat tetap terdengar.

“Itu bukan komisi saya, tapi tetap saya perjuangkan dan mencari solusi antara dua pihak. Karena bagi rakyat, mereka hanya butuh wakil yang mau mendengar dan bertindak. Namun apakah karena mereka tidak punya siapa-siapa saya harus membiarkan mereka berjuang tanpa arah?,” tegasnya.

Pengalaman sehari-hari Frederik pun menunjukkan bahwa panggilan telepon yang masuk ke dirinya jarang datang dari pejabat tinggi. Sebaliknya, lebih sering ia mendengar keluh kesah petani, hingga masyarakat kecil yang mencari jalan keluar dari persoalan mereka.

“Jangan merasa mampu menolong hanya karena kita di DPR. Orang biasa pun, kalau punya jaringan dan kemauan, bisa membantu. Yang penting adalah kesiapan dan niat tulus,” katanya.

Harapan untuk Masyarakat

Frederik berpesan bahwa dirinya menjadi wakil rakyat bukan karena jabatan, melainkan amanah yang harus dijaga dengan kesungguhan. Ia berharap masyarakat terus percaya bahwa dirinya hadir untuk rakyat, kapan pun dan di mana pun.

Dikatakan Frederik, untuk membantu masyarakat tidak ada kata libur untuk dirinya. Bahkan kebersamaan dengan keluarga berkurang hanya karena ada masyarakat yang butuh segera untuk dibantu. Namun, Frederik menganggap itulah sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat.

“Selama ada kepercayaan, saya akan berusaha menjaga dan membalasnya dengan kerja nyata. Karena sejatinya, wakil rakyat hanya akan bernilai bila benar-benar berpihak pada rakyat,” pungkasnya. (*)

HUT_RI_80_-_Template_-_Web_Banner_1920x1080

Space_Iklan_IS_1

WA12
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi