Logo

Webinar ASN Adaptif Seri-40: BPSDM Sulsel Dorong Produktivitas ASN melalui Workplace Learning

MAKASSAR --  Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam memperkuat budaya belajar aparatur kembali diwujudkan melalui gelaran Webinar ASN Adaptif Seri ke-40, Kamis, 10 Juli 2025. 

Kegiatan ini mengangkat tema "Workplace Learning: Membangun Produktivitas ASN Melalui Pembelajaran di Tempat Kerja", sebagai upaya nyata mempercepat transformasi birokrasi menuju Smart ASN.

Webinar ini digelar oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Selatan, dimoderatori oleh Astuti Azis, S.Pd., M.Ed., Ph.D. dan menghadirkan dua narasumber utama yang merupakan Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Sulsel, yaitu Dr. Drs. Arwin Malik, M.Si. dan Dr. Muh. Djajadi, S.Pd., M.Pd.

Kegiatan yang berlangsung secara daring ini disambut antusias oleh 2.888 peserta dari berbagai instansi, dan juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube BPSDM Sulsel, menandai keberlanjutan serial ASN Adaptif yang telah konsisten digelar sejak beberapa tahun terakhir.

Kepala BPSDM Sulsel, Prof. Muhammad Jufri,M.Si., M.Psi., Psikolog dalam sambutannya menegaskan bahwa Workplace Learning (WPL) atau pembelajaran di tempat kerja adalah pendekatan cerdas dan kontekstual dalam pengembangan kompetensi ASN. Menurutnya, WPL memberikan ruang belajar yang lebih dekat dengan realitas kerja ASN dan menjawab kebutuhan kompetensi secara langsung.

“Topik hari ini sangat relevan dengan kebutuhan kita di masing-masing tempat kerja. Workplace Learning adalah jalan untuk membangun produktivitas ASN secara langsung dan terukur, karena pembelajarannya terjadi sambil bekerja,” ujar Prof. Jufri.

Pelaksanaan Workplace Learning (WPL) ini juga merupakan bentuk dukungan konkret terhadap keberhasilan pembangunan di Sulawesi Selatan di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi, yang terus mendorong transformasi digital dan penguatan birokrasi yang adaptif serta berintegritas. 

Sejalan dengan misi tersebut, WPL diyakini mampu memperkuat kualitas SDM aparatur sebagai motor penggerak pencapaian target pembangunan daerah secara lebih produktif dan berkelanjutan.

Prof. Muhammad Jufri, menyampaikan harapan agar Workplace Learning (WPL) menjadi metode pembelajaran yang lebih dekat dan familier dengan seluruh ASN.

“Tempat kerja adalah ruang pembelajaran. Jam kerja adalah jam belajar. Karena itu, kita ingin menciptakan suasana belajar yang terintegrasi dengan pekerjaan. ASN tidak hanya belajar dalam pekerjaan, tapi juga bekerja dalam pembelajaran,” ujar Prof. Jufri.

Ia menambahkan bahwa dokumentasi proses pembelajaran ini akan memberikan rekognisi (pengakuan) terhadap pengembangan kompetensi ASN secara berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, bahwa setiap ASN wajib mengembangkan kompetensinya secara terus-menerus melalui sistem pembelajaran terintegrasi.

“Inilah makna mendalam dari Workplace Learning, membangun SDM aparatur berkelas dunia melalui pembelajaran yang membumi,” pungkasnya.

Dalam paparannya, Dr. Arwin Malik menekankan bahwa WPL merupakan strategi cerdas karena bersifat hemat biaya (zero cost) dan adaptif terhadap dinamika organisasi. WPL memanfaatkan tempat kerja sebagai ruang belajar tanpa perlu meninggalkan tugas dan tanggung jawab ASN.

“Pembelajaran berbasis tempat kerja memudahkan ASN mengembangkan kompetensi tanpa meninggalkan pekerjaan. Ini sangat efisien dan kontekstual,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa WPL sejalan dengan amanat regulasi nasional, di mana ASN diwajibkan mengikuti pengembangan kompetensi minimal 20 jam pembelajaran (JP) per tahun untuk PNS dan 24 JP untuk PPPK.

Sementara itu, Dr. Muh. Djajadi memaparkan strategi implementatif WPL dalam pengembangan kapasitas ASN. Menurutnya, WPL mampu menjembatani kesenjangan kompetensi, mendorong refleksi pembelajaran berbasis pengalaman, dan memperkuat budaya kerja kolaboratif di setiap unit kerja.

“Workplace Learning bukan hanya tentang belajar, tetapi juga membentuk budaya organisasi yang reflektif, inovatif, dan produktif,” terangnya.

Webinar ini juga menandai tonggak penting dalam arus utama transformasi pembelajaran ASN di Sulawesi Selatan, yang secara progresif telah memasuki seri ke-40 dengan total 75.404 sertifikat pembelajaran telah diterbitkan. (*)

Space_Iklan_IS_1

EFR55

Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com

WA12
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi