Logo

Jokowi: Hilirisasi Kunci Kenaikan Ekspor Indonesia

Tangkapan layar saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2021 di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis, 9 Desember 2021. (Foto: Berita Satu)

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kebijakan pemerintah mewajibkan hilirisasi di sektor pertambangan menjadi kunci kenaikan ekspor nasional pada tahun 2021.

Pemerintah secara resmi telah menghentikan ekspor bahan mentah (raw material) komoditas nikel sehingga nilai ekspor komoditas nikel yang sebelumnya hanya menghasilkan devisa US$1 miliar hingga US$ 2 miliar, kini melonjak menjadi US$ 20,8 miliar.

“Saya kira keberanian kita menyetop itu hasilnya kelihatan. Oleh sebab itu, kita akan lanjutkan dengan setop bauksit, setop tembaga, setop timah, dan yang lain-lainnya. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita,” kata Presiden Jokowi pada Pembukaan Perdagangan Tahun 2022 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Senin (3/1/2021).

Presiden Jokowi mengungkapkan, selain peningkatkan devisa, ranking competitiveness Indonesia naik tiga peringkat. Disebutkan bahwa dalam posisi yang sangat berat seperti pada tahun 2021, patut disyukuri Indonesia berhasil naik tiga peringkat.

“Di bisnis 37 ranking kita, di digital bisnis 53, ini naik tiga peringkat semuanya,” jelas Presiden Jokowi.

Selain itu, lanjutnya, dari sisi indikator konsumsi dan indikator produksi, posisi Indonesia juga terus menguat. Keyakinan konsumen dibandingkan Maret 2021 yang hanya 113,8 %, pada November 2021 mengalami peningkatan hingga mencapai 118,5 %.

“Kemudian, spending index juga sudah naik ke 120,5%. Purchasing managers’ index (PMI) manufaktur kita juga sudah naik, sudah di atas sebelum kita pandemi 51 (%), sekarang sudah masuk ke angka 53,9 %. Optimisme melihat angka-angka seperti ini harus kita tunjukkan,” jelas Presiden Jokowi.

Lebih lanjut dikatakan, konsumsi listrik Indonesia juga tumbuh 14,5% dan 5,7%, industri 14,5 %, dan bisnis 5,7 (%). “Angka-angka seperti ini harus kita lihat. Harian saya dapat angka-angka seperti ini. Inilah yang harus kita tingkatkan di tahun 2022,” katanya.

Di sisi lain, kata Presiden Jokowi, meskipun diketahui bahwa masih akan banyak tantangan-tantangan yang dihadapi, baik Covid-19 varian Omicron, kenaikan inflasi, tapering off, kehilangan kontainer di mana-mana, negara-negara lain yang mengalami kelangkaan energi, yang ini akan mengganggu mungkin ekspor nasional.

“Saya kira tantangan-tantangan itulah yang akan kita hadapi. Dan saya meyakini dengan semangat kerja keras kita bersama, tantangan-tantangan itu akan bisa kita lalui dengan baik,” kata Presiden Jokowi.

 

Sumber: Investor Daily