INFOSULAWESI.com, GOWA -- Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) kabupaten Gowa menggagas sebuah Program Pendidikan Demokrasi berbasis Partisipatif, Senin (04/07/2022) kemarin.
Program ini merupakan Paradigma Bawaslu Gowa dalam mengajak masyarakat untuk ikut dalam pengawasan proses dan tahapan Pemilu di tahun 2024 mendatang.
Untuk mensukseskan kegiatan tersebut, Bawaslu kabupaten Gowa mengajak Organisasi Kepemudaan dan Mahasiswa diantaranya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk bekerjasama dalam menjalankan program ini.
Komisioner Bawaslu Gowa Juanto Avol mengatakan Bawaslu selalu terbuka membangun pemikiran konstruktif, melakukan pengawasan bersama. Prinsipnya, Bawaslu harus dikuatkan dari tiga sisi yaitu, pencegahan, pengawasan dan penindakan.
“Bawaslu itu punya keterbatasan, kita harus membuka ruang partisipasi sebagai penguat bersama. Salah satunya yah bikin sekolah, sarana pencegahan dalam wujud pendidikan partisipatif, agar warga cerdas memahami aturan kepemiluan,” ucapnya.
Organisasi Kepemudaan, kata Avol seperti PMII bisa menjadi mitra yang strategis dalam pengawalan demokratisasi di Kabupaten Gowa.
“Kita akan bersinergi dan melakukan ikhtiar pengawasan pemilu dengan lebih baik lagi di tahun 2024,” jelas Juanto Avol yang juga Koordiv Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Gowa.
Program Pendidikan Demokrasi Berbasis Partisipatif yang digagas Bawaslu Gowa direspon Komisioner Bawaslu Sulsel Saiful Jihad.
Ia mengungkapkan, Bawaslu akan membuka ruang, menjalin mitra dalam mendorong program bersama, melakukan pencegahan, pengawasan dan partisipasi semua pihak.
“Bawaslu sangat mengapresiasi, kegiatan yang positif dan membesarkan, ini menjadi modal mahasiswa dan masyarakat, jika membekali diri dengan pendidikan Politik dan Demokrasi,” tandasnya. (*)