INFOSULAWESI.com, JENEPONTO -- Pengadaan bantuan sapi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jeneponto tahun anggaran 2022 yang nilainya mencapai Rp1 miliar lebih. Terkait bantuan sapi tersebut, melalui BPBD Jeneponto yang menyalurkan bantuan dan Kabid Peternakan dan Keswan, Dinas Pertanian Jeneponto yang menyediakan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Pasca bencana banjir 2019 lalu.
BPBD Jeneponto menyalurkan bantuan sapi yang diperuntukkan bagi korban bencana banjir dengan menggunakan anggaran tahun 2022.
Menurut informasi dilapangan, bahwa sudah ada bantuan sapi yang mati, termasuk yang ada di Kel. Balang toa itu 8 ekor, didesa Palajau 11 ekor, dan di Kel. Tolo juga sudah 11 ekor yang mati. Setelah mengetahui itu, infosulawesi berupaya untuk menghubungi Syam Jaya sebagai PPTK pengganti di BPBD Jeneponto, yang dimana PPTK Sebelumnya mengundurkan diri sebagai PPTK.
Syam jaya juga belum bisa memberikan keterangan jelas terkait bantuan sapi yang belum bisa dibagikan ke anggota kelompok, apalagi dia juga yang bertanda tangan terkait kontrak penyaluran tersebut.
"Silahkan ke PPK langsung sebagai pimpinan, kalau saya sebagai pengganti PPTK, karena yang paling berkompeten adalah PPK, apalagi dia yang tanda tangan kontrak bersama rekanan,"ujarnya saat dihubungi melalui via telpon, Kamis 22 Desember 2022.
Tetapi informasi yang didapatkan, bahwa ada dua desa yang diduga sudah membagikan, termasuk Desa Bululoe, Kec. Turatra dengan Desa Maccini Baji, Kec. Batang.
Sementara itu, Kabid Peternakan dan Keswan Dinas Pertanian Jeneponto, menyampaikan terkait penyedia Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan (SKLB) itu diminta ke dokter hewan sebagai persyaratan di BPBD.
"Jadi terkait didalam SKKH itu, ternak yang dinyatakan sehat atau tidaknya bibit baru bisa BPBD salurkan ke kelompok penerima ternak," ujar Bagas sehat dihubungi melalui via telpon.
Bagas juga mengungkapkan bahwa ternak sapi yang ada di Palajau tidak akan di berikan SKKH, dikarenakan dokter hewan belum bisa memeriksa secara fisik.
"Terkait yang ada di Palajau itu, dokter hewan sudah mengunjungi ternak itu pak, namun dalam kondisi sakit secara fisik, jadi dokter tidak bisa periksa pak,"pungkasnya. (Ikbal.N)