INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus mendukung kebijakan hilirisasi nikel. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, hilirisasi menumbuhkan investasi signifikan pada industri pengolahan nikel.
"Kebijakan hilirisasi nikel telah menunjukkan sejumlah pencapaian. Pertama, pertumbuhan investasi yang signifikan dalam industri pengolahan terutama di industri nikel," ujar Suharso dalam postingan di akun Instagram @suharsomonoarfa, Senin (27/2/2023).
Ia mengatakan, pencapaian kedua yaitu adanya pertumbuhan kawasan industri berbasis mineral di luar Jawa. Ketiga yaitu memberi efek terhadap perkembangan ekonomi di tataran lokal dan nasional.
Menurut Suharso, industri baterai litium akan berkembang pesat di masa mendatang, dari aspek industri hulir nikel. Ini berkat perkembangan teknologi kendaraan bermotor, teknologi sistem penyimpanan energi, dan peralatan elektronik.
Suahrso berujar, kenaikan kebutuhan nikel sebagian terkait dengan peningkatan konsumsi komoditas tersebut. Khususnya untuk teknologi rendah karbon.
"Peningkatan penggunaan baterai litium pada berbagai sektor tersebut diproyeksikan akan meningkatkan kebutuhan nikel. (Peningkatan) sebesar 1,3 juta ton pada tahun 2040," kata Suharso.
Saat ini sudah ada 26 perusahaan smelter di Provinsi Maluku Utara. Industri pengolahan di sana telah menyerap tenaga kerja lokal 16,8 juta orang dan tenaga asing 3,4 juta orang.
Industri pengolahan terutama subsektor industri pengolahan logam dasar seperti feronikel dan turunannya di Kabupaten Halmahera Tengah berpengaruh besar. Sebagai penggerak ekonomi dengan menyumbang 55,08 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2021.
Adapun laju pertumbuhan mencapai 444 persen. Suharso mengatakan, sumber daya mineral seperti nikel akan sangat dibutuhkan menghadapi tren transisi energi dan perkembangan produk teknologi tinggi.
"Nikel termasuk kategori logam yang paling banyak dibutuhkan di dunia. Dan perkembangan teknologi ke depan untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan," ujar Suharso.