Logo

Korban Tewas Doktrin Sekte Aliran Sesat di Kenya Terus Bertambah

Petugas mengevakuasi jenazah dari Hutan Shakahola tempat ditemukannya korban tewas dari sekte sesat di Kenya (Foto: Wachiar Mwangi/Nation Media Group)

INFOSULAWESI.com, MALINDI -- Sekte “Good News International Church” menggegerkan dunia. Ini setelah ditemukannya puluhan jenazah di Hutan Shakahola, Malindi, timur laut Mombassa, eks ibu kota Kenya.

Sekte itu diduga sesat karena pemukanya mendoktrin jemaat bahwa kelaparan menjadi satu-satunya masuk surga dan bertemu sang pencipta. Hingga Selasa (25/4/2023) seperti dilansir dari Reuters, sudah ditemukan 89 jenazah dan diperkirakan terus bertambah.

Gereja tersebut dipimpin Paul Mackenzie Nthenge. Penemuan awal pada Maret lalu saat polisi menyelidiki kematian dua anak.

Diketahui orang tua dari dua anak itu adalah pengikut Mackenzie. Mereka dibiarkan kelaparan hingga akhirnya meninggal dan dikubur di hutan.

Dalam wawancara dengan Daily Motion pada akhir Maret lalu, Mackenzie ogah dianggap sebagai person yang bertanggung jawab atas kematian dua bocah. Ia berdalih telah menutup gerejanya di wilayah Shakahola tersebut.

“Jika seseorang dahulu beribadah dengan saya, mereka harus melakukannya sendiri. Bukan dengan nama saya lagi,” kata Mackenzie.

Di kawasan Shakahola itu Mackenzie menyebarkan ajarannya mulai 2020. Ia mengajarkan puasa ekstrem, berhenti bekerja, menolak medis, anti-sekolah merupakan cara menuju surga. 

Usai penemuan dua mayat anak-anak itu, Mackenzie sempat ditangkat dan ditahan kepolisian setempat. Namun setelah itu dibebaskan karena membayar jaminan. 

Pada 15 April lalu Mackenzie ditangkap lagi, setelah diketahui empat pengikutnya kehilangan nyawa usai puasa tiga bulan. Satu per satu polisi menemukan lebih banyak lagi jenazah, sampai Selasa kemarin jumlahnya sudah 89.

Hingga saat ini dilaporkan masih ada puluhan pengikut Mackenzie yang bertahan hidup di hutan. Mereka tetap menolak makan dan minum, karena percaya dengan ajaran Mackenzie.

Pemerintah Kenya geram dengan doktrin yang diajarkan Mackenzie. Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki, seperti dikutip dari CNN, rakyatnya tidak terima dengan apa yang dilakukan Mackenzie.

“Tindakannya merupakan kejahatan berat. Bisa dikategorikan sebagai terorisme, karena melibatkan pembunuhan massal,” kata Kindiki.

hari_raya_insul680x284

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News