INFOSULAWESI.com, MADURA -- Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, resmi meluncurkan logo hari jadi Ke-755 Tahun 2024 dengan mengusung tema Sumenep Pentahelix.
Sayangnya logo yang dipilih menuai pro kontra di tengah masyarakat. Sepintas tidak ada yang aneh dalam logo yang dipilih. Belakangan, warna pada tampilan logo yang disematkan dalam wujud perahu itu mirip dengan bendera Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LBGT). Sama-sama memiliki konsep penyusunan warna yang mirip, namun disusun terbalik.
"Ya kurang pas saja dengan logo warna pelangi yang selama ini identik dengan warna Bendera LGBT. Seharusnya diubah karena menuai pro dan kontra. Saya juga tidak setuju," kata Indra Fani, tokoh pemuda asal Desa Marengan Daya, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Minggu (21/5/2023).
Menyikapi protes ini, Ibnu Hajar, sekretaris tim pembuatan Logo Hari Jadi Sumenep mengaku tidak ada yang salah dengan warna logo pelangi ini.
"Terserah orang menilai bagaimana, tetapi memang konsep itu sudah kami kaji dan telaah lama. Gabungan warna dalam logo Sumenep Pentahelix ini adalah simbolisasi ragam kelompok masyarakat. Kami gak tahu LGBT itu apa," terang Ibnu Hajar, Sekretaris Tim Perumus Pembuatan Logo Hari Jadi Sumenep.
Ibnu Hajar yang juga merupakan Budayawan Madura menambahkan, penentuan logo hari jadi ini dilakukan dalam waktu dua bulan. Maksud Pentahelix menurutnya adalah simbolisasi 5 unsur subjek pariwisata. Di antaranya akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media.
Sebelumnya, launching logo hari jadi Sumenep ke-755 digelar di Kota Sumenep, Sabtu malam (20/5/2023) dimeriahkan dengan hiburan artis nasional Irwan.
Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News