Logo

Luwu Utara Tingkatkan Peringkat dalam Daerah Termiskin di Sulsel

Luwu Utara - Kabupaten Luwu Utara berhasil mencapai prestasi luar biasa dengan keluar dari peringkat ketiga daerah termiskin di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Peringkat kemiskinan daerah ini telah melonjak dua peringkat hingga mencapai peringkat kelima, dengan persentase kemiskinan sebesar 12,66%. Capaian ini merupakan yang terbaik sejak pembentukan Luwu Utara sebagai daerah otonom pada tahun 1999.

Sejak tahun 2000, Luwu Utara selalu berada pada peringkat tiga daerah termiskin di Sulsel, dengan persentase kemiskinan berkisar antara 18% hingga 13%.

Sebagai contoh, pada tahun 2004, jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai sekitar 40.700 jiwa dengan persentase 14,70%.

Pada tahun 2008, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 57.500 jiwa dengan persentase 18,38%. Keadaan serupa terjadi pada tahun 2010, dengan jumlah penduduk miskin mencapai sekitar 46.800 jiwa dan persentase 16,24%.

Namun, tren penurunan angka kemiskinan mulai terlihat sejak tahun 2022, ketika persentasenya turun menjadi 13,22%. Puncaknya, penurunan kemiskinan menjadi sangat signifikan pada tahun 2023.

Drs. H. Aspar, M.Si., Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, membenarkan tren penurunan ini. Ia menekankan bahwa pencapaian ini adalah hasil dari upaya keras pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan yang memprioritaskan pemenuhan hak dan kebutuhan orang miskin.

"Aspar menjelaskan, 'Upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan, pemenuhan hak, dan kebutuhan orang miskin semakin terlihat, sehingga kami berhasil mencapai tingkat kemiskinan terendah sepanjang sejarah Luwu Utara terbentuk, yaitu sebesar 12,66%,'" ujarnya pada Jumat (27/10/2023).

Aspar juga mengakui bahwa penurunan tingkat kemiskinan ini tidak terlepas dari partisipasi masyarakat, organisasi masyarakat sipil, dukungan program kegiatan yang telah direncanakan dan direalisasikan oleh pemerintahan desa, perangkat daerah, Pemerintah Provinsi Sulsel, serta pemerintah pusat.

Terlebih, ia mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut juga merupakan hasil dari aspirasi Muhammad Fauzi, Anggota DPR-RI dari Komisi V, melalui program Bantuan Sosial Pembangunan dan berbagai bantuan pembangunan infrastruktur, termasuk jalan menuju sentra ekonomi di daerah-daerah terpencil, terisolir, dan terluar.

"Harapan kita ke depan adalah agar program-program pengentasan kemiskinan dan bantuan serupa terus dapat kita peroleh, baik dari partisipasi masyarakat, organisasi masyarakat sipil, sektor privat, lembaga filantropi, pemerintahan desa, pemerintah daerah, dan pemerintah provinsi," tambahnya.

"Aspar juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah pusat melalui aspirasi Bapak Muhammad Fauzi, karena target percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Luwu Utara pada 2024 mendatang harus sudah mencapai 0%," lanjut mantan Sekretaris DPRD Kabupaten Luwu Utara.

Aspar berharap bahwa kemiskinan di daerah yang dikenal dengan sebutan "Bu Lamaranginang" ini akan terus mengalami penurunan hingga mencapai angka sekitar 9-10%, dan segera masuk ke dalam 10 besar daerah dengan tingkat kemiskinan terendah di Provinsi Sulawesi Selatan.

"Harapan dan ikhtiar kita semua adalah, jika ini tercapai, maka insya Allah, tingkat kemiskinan di Kabupaten Luwu Utara akan turun kembali hingga mencapai angka sekitar 9-10% atau berada pada peringkat 10 atau 15 di Provinsi Sulawesi Selatan,'" tutupnya. ***

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News