JAKARTA -- Hilirisasi nikel di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) sangat menjanjikan karena berkontribusi pada penerimaan pajak dan menyerap tenaga kerja.
“Membayar pajak tinggi karena penghasilan mereka cukup besar, kemudian tenaga kerja yang diserap banyak," kata Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno saat ditemui di BEI, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Djoko menyebut tenaga kerja asing (TKA) yang rata-rata ahli dari Tsingshan, Tiongkok mencapai 7.000 atau 6%-10% dari total tenaga kerja sekitar 77.000. “Beberapa operator didampingi satu expert dari Tiongkok,” kata dia.
Dia mengatakan IMA terus mendorong transfer pengetahuan antara TKA dengan tenaga kerja lokal yang selama ini belum optimal. “Hambatannya karena bahasa juga, saya belajar bahasa Mandarin, tidak bisa tidak, kemudian perubahan dari budaya pekerja di bidang sosial sekarang menunggu panel-panel yang harus mempunyai latar belakang teknologi,” tutur Djoko.
Dia mengatakan hal lain yang perlu dilakukan adalah mendorong peningkatan SDM sehingga hilirisasi berjalan lebih baik. Apalagi operasi tambang harus mengutamakan aspek keamanan.
“Kalau kita pelajari dari statistik, kecelakaan-kecelakaan di industri itu adalah pengulangan perbuatan yang mengabaikan kejadian yang mengerikan, jadi kita perlu mempunyai awareness,” tandasnya.