GOWA -- Seorang pemuda di Desa Pabbentengan, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tertusuk badik saat melakukan ritual adat angngaru di lokasi pesta pernikahan.
Dalam video yan viral di media sosial, pemuda bernama Randy (18), terlihat mencabut badik dan kemudian menancapkannya ke dada sebelah kiri. Awalnya prosesi adat berjalan lancar tetapi saat melakukan ritual adat, badik yang digunakannya tanpa sengaja tertusuk ke dada kirinya.
Pemuda itu kemudian langsung dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf. Beruntung nyawanya terselamatkan.
Merespons peristiwa tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa mengumpulkan para pekerja seni setempat di Istana Balla Lompoa, Jalan KH Wahid Hasyim, Kecamatan Somba Opu, Rabu (6/11/2024).
Salah seorang pekerja seni, Daeng Tika mengatakan pihaknya sangat menyayangkan kejadian di tengah prosesi tradisi adat angngaru di pesta pernikahan. "Sangat disayangkan karena memberikan edukasi yang buruk ke generasi berikut," ujarnya.
Menurutnya, ritual adat angngaru hanya bisa dilaksanakan pada prosesi adat kerajaan bukan di pesta pernikahan.
"Tidak ada dalam konteks perkawinan. Kejadian yang kemarin jauh melenceng dari pakem yang dititipkan nenek moyang," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Ikbal meminta kepada pekerja seni untuk tidak lagi melakukan prosesi adat angngaru di pesta pernikahan.
"Kami masifkan lagi sosialisasi, kami imbau EO, WO, ayo kita ubah dan kembalikan kepada tata cara dan adab yang sebenarnya," katanya.
Dahulu, tradisi angngaru hanya dapat dilakukan dalam lingkup terbatas. Tradisi angngaru merupakan ikrar yang diucapkan oleh abdi kepada rajanya atau sebaliknya oleh raja kepada rakyatnya.
"Budaya atau adat ini harus terus dilestarikan dengan cara pelajari dan maknai arti sebenarnya," tandasnya.