DUNIA sedang menaruh perhatian besar, terhadap tragedi kemanusiaan di Gaza. Dalam situasi genting itu, langkah Presiden Prabowo Subianto yang melakukan lawatan kenegaraan ke empat negara Timur Tengah dan Turki patut diapresiasi.
Kunjungan tersebut tidak hanya membawa pesan solidaritas, tetapi juga membahas secara langsung solusi konkret, seperti usulan mengevakuasi warga sipil Gaza dan memberi akses tinggal sementara di Indonesia. Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak tinggal diam, tetapi siap mengambil peran nyata dalam merespons krisis yang telah menelan banyak korban jiwa.
Namun, efektivitas upaya itu, sangat bergantung pada dukungan konkret negara-negara yang dikunjungi. Pertanyaannya, apakah para pemimpin itu akan memberi dukungan penuh terhadap inisiatif Indonesia?
Dalam perspektif diplomasi, kehadiran langsung seorang kepala negara merupakan salah satu bentuk pendekatan soft power. Apalagi Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim dengan tradisi diplomasi damai, memiliki posisi tawar kuat untuk membangun koalisi kemanusiaan, yang bisa saja terwujud melalui bentuk kerja sama logistik, jalur evakuasi, hingga skema bantuan bersama.
Bila hal itu tercapai, maka diplomasi Presiden Prabowo Subianto bukan hanya bersifat simbolis, tetapi menjadi langkah strategis yang memberi dampak nyata, bagi rakyat Gaza.
Semoga melalui pendekatan dialog dan solidaritas ini, suara Indonesia tidak hanya didengar, tetapi juga menginspirasi negara-negara lain, untuk bergerak bersama dalam mewujudkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Gaza.
Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi
