GAZA -- Otoritas kesehatan di Gaza menyebutkan sedikitnya 115 warga yang mengantre bantuan makanan, Kamis (29/2/2024), tewas ditembak pasukan Israel. Sebagian warga lainnya mengalami luka akibat insiden tersebut.
Otoritas kesehatan di Gaza, pada Jumat (1/3/2024), menyebutkan aksi penembakan pasukan Israel tersebut sebagai pembantaian.
Israel membantah jumlah korban tewas yang diungkapkan pihak Palestina. Mereka mengatakan, sebagian besar korban tewas karena terinjak atau terlindas.
Namun, salah seorang pejabat Israel juga mengatakan, tentara melepaskan tembakan peringatan ke udara dan kemudian menembaki mereka yang tidak menjauh karena dianggap sebagai ancaman. Ketika ditanya berapa banyak orang yang ditembak, pejabat Israel tersebut hanya mengatakan, bahwa ini adalah tembakan terbatas.
Insiden tersebut telah mengacaukan distribusi bantuan yang tertib di wilayah Gaza, dan membuat badan PBB UNRWA tak bisa maksimal beroperasi setelah dituduh Israel terkait milisi Hamas.
Saksi-saksi yang berbicara di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza mengatakan, mereka ditembaki oleh pasukan Israel. Beberapa saksi menggambarkan tank dan drone bersenjata terlibat dalam serangan tersebut.
Mahmoud Ahmad mengatakan, dia mulai menunggu konvoi bantuan makanan sejak Rabu malam, yang akhirnya tiba pada Kamis pagi. Menurutnya, rasa lapar memaksanya mengambil risiko pergi ke jalur pengiriman dengan harapan mendapatkan tepung untuk membuat roti buat anak-anaknya.
Saat truk bantuan tiba di Gaza utara, dia pergi ke arah mereka, tetapi menurutnya,sebuah tank dan drone mulai menembak. “Punggung saya terluka. Saya mengalami pendarahan selama satu jam sampai salah satu kerabat saya datang dan membawa saya ke rumah sakit,” katanya.
“Ketika bantuan masuk, tank dan drone quadcopter mulai menembaki orang-orang yang berkumpul, orang-orang yang pergi mencari makanan untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka,” ujarnya.
Saksi lainnya, Jihad Mohammed mengatakan dia menunggu bantuan makanan di bundaran Nabulsi di jalan Pantai Al-Rashid, jalur pengiriman utama ke Gaza utara dari selatan.
“Kami pergi dan menunggu truk dan kemudian terjadi penembakan ke arah semua orang dan kemudian saya terluka,” katanya.
Ketika ditanya apakah ia yakin pasukan Israel menembaki mereka dengan sengaja, ia berkata, "Ya, benar. Mereka menggunakan tank, tentara, pesawat Semuanya menembak ke arah kami".
Sami Mohammed berada di jalan Al-Rashid bersama putranya menunggu konvoi bantuan tiba. “Anak saya berlari ke pantai dan mereka menembaknya dua kali, satu mengenai kepalanya dan satu lagi mengenai dadanya,” katanya.
Anak laki-laki itu terbaring di ranjang rumah sakit dengan perban di dada dan lengannya serta luka di wajahnya.
Abdallah Juha mengatakan, dia pergi mencoba mengambilkan sekarung tepung untuk orang tuanya. "Kami sangat lapar. Kami tidak punya makanan atau apa pun. Mereka menembaki kami," katanya, seraya menambahkan bahwa tembakan berasal dari tank.
Badan kemanusiaan PBB OCHA mengatakan, tim PBB mengunjungi Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada Jumat untuk mengirimkan pasokan medis dan menemui orang-orang yang terluka dalam insiden tersebut. “Pada saat tim melakukan kunjungan, rumah sakit juga telah menerima lebih dari 70 jenazah yang tewas” katanya.