Logo

Akademisi Sulbar: Cawapres Alternatif dari Luar Jawa Bisa Jadi Penentu Kemenangan Pada Pilpres 2024

Andi Amran Sulaiman (Mantan Menteri Pertanian).

INFOSULAWESI.com, POLMAN -- Setidaknya sudah ada tiga tokoh Nasional yang telah memiliki tiket untuk bertarung dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024. 

Anies Baswedan sejak awal dicalonkan oleh Partai Nasdem, lalu menyusul Demokrat dan PKS. Demikian pula Prabowo Subianto sejak lama disebut-sebut akan bertarung kembali melalui Partai Gerindra dan PKB. Yang terakhir Ganjar Pranowo baru saja diumumkan secara resmi oleh PDI-Perjuangan. 

Meskipun, masih memungkinkan terbentuk satu koalisi lagi dari Golkar, PAN dan PPP. 

Jika ketiga tokoh ini akan bertarung bisa dipastikan pertarungan akan semakin ketat. Tak dapat dipungkiri ketiganya akan mendapat dukungan yang hampir imbang di Pulau Jawa. Tak satupun yang berani memastikan siapa yang lebih unggul di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta.

Akademisi Sulawesi Barat dari Universitas Al Asyariah Mandar, Polman, Dr Harli A Karim, berpendapat bahwa calon Wakil Presiden akan menentukan kemenangan. Berdasarkan nama-nama yang beredar seperti Muhaimin Iskandar, Sandiaga Uno, Erik Tohir, Mahfud MD, Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa. 

Jika nama-nama ini yang jadi Cawapres bisa dipastikan persaingan akan lebih ketat. Namun demikian, nama-nama tersebut dipastikan tidak akan memberi dampak signifikan  terhadap perbedaan dukungan. Nama-nama tersebut cenderung berimbang di Pulau Jawa yang memiliki DPT terbanyak.

"Sehingga Cawapres Alternatif di luar nama-nama tersebut memiliki  peluang menjadi penentu kemenangan. Misalnya saja jika muncul Cawapres secara geopolitik di luar jawa. Misalnya saja refresentatif Indonesia Timur," kata Harli.

Sebut saja misalnya ada nama Andi Amran Sulaiman (Mantan Menteri Pertanian), Syahrul Yasin Limpo (Mantan Gubernur Sulsel/Menteri Pertanian), Anis Matta (Mantan Wakil Ketua MPR RI/Ketua Partai Gelora) atau TGB Muhammad Zainul Majdi (Mantan Gubernur NTB). 

"Nama-nama tersebut bisa menjadi "Kuda Hitam" jika bergabung ke salah satu Capres Anies, Ganjar, dan Prabowo. Alasannya, setidaknya dua kali Pilpres Jusuf Kalla membuktikan kedasyatan wilayah tersebut dalam menentukan kemenangan (SBY-JK Pilpres 2004 dan Jokowi-JK Pilpres 2014)," jelasnya.

hari_raya_insul680x284

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News