INFOSULAWESI.com, GORONTALO -- Komisi III DPRD Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo menanggapi dugaan kasus pencabulan yang dilakukan oknum guru kepada siswi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gorontalo Utara di Kecamatan Kwandang.
"Kami sangat serius menanggapi kasus ini, sebab kasus pencabulan atau pelecehan seksual di lingkungan sekolah maupun dunia pendidikan merupakan masalah serius yang wajib ditangani dengan cepat," kata Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara Dheninda Chaerunnisa di Gorontalo, Jumat (4/7).
Pihaknya telah menjadwalkan mengundang Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat pada Selasa pekan depan, dalam rangka menyikapi persoalan tersebut.
"Kami mengundang dinas terkait, mendorong pemerintah daerah untuk menyikapi persoalan ini dengan serius dan melakukan penanganan cepat. Oknum guru terduga pelaku diharapkan mendapat tindakan cepat untuk memutus aksi berulang. Sementara siswi korban agar diberi perlindungan dan pendampingan. Kami ingin mengetahui progres penanganan kasus ini," kata Dheninda.
Menurutnya DPRD menaruh perhatian serius terhadap persoalan pelecehan seksual di lingkungan sekolah.
Negara kata anggota DPRD termuda di lembaga ini, perlu hadir dan memberi jaminan kepada seluruh pelajar sebagai anak bangsa bahwa sekolah merupakan tempat paling aman dan nyaman mereka menimba ilmu pengetahuan.
"Pelajar wajib mendapat perlindungan dari aksi-aksi menyimpang yang dapat mengancam masa depan mereka. Kami pun akan berkoordinasi dengan DPRD provinsi untuk mendorong percepatan penanganan kasus ini, mengingat lingkup pendidikan SMA, merupakan kewenangan pemerintah provinsi," katanya.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gorontalo Utara kata Dini panggilan akrab ketua Komisi III tersebut, jumlah kasus pelecehan seksual di daerah itu sepanjang Tahun 2025, hingga Juni telah mencapai 25 kasus.
Angka ini sangat memprihatinkan. "Saya secara pribadi menaruh perhatian serius terhadap angka ini," katanya.
Komisi III DPRD mendorong pemerintah daerah menggencarkan program edukasi di sekolah-sekolah tentang bagaimana menyikapi ancaman aksi pelecehan seksual yang potensial terjadi bahkan pelakunya adalah guru sebagai pendidik.
"Ini masalah serius, sebagai anak muda saya sangat bersedih dengan adanya peristiwa ini," katanya pula.
Edukasi di lingkungan sekolah harus gencar, sebagai upaya mencegah bahkan melawan aksi-aksi menyimpang serupa.
Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi