YALIMO – Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat sekaligus Ketua Umum Ikatan Keluarga Toraja Nusantara (IkaTNus), Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang, mengeluarkan imbauan penting menyusul kericuhan yang terjadi di Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, Senin (16/9/2025).
Frederik meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Secara khusus, ia menaruh perhatian pada warga Toraja yang berada di wilayah terdampak. “Saya imbau agar saudara-saudara kita, khususnya masyarakat Toraja di Yalimo, segera memeriksa kondisi sekitar dan mengutamakan keselamatan diri. Jika memungkinkan, carilah tempat perlindungan yang aman,” ujar Frederik.
Sebagai Ketua Umum IkaTNus, Frederik menegaskan dirinya sangat peduli terhadap keselamatan warga Toraja yang kini ikut merasakan dampak dari situasi yang tidak kondusif. Ia berjanji akan terus mengawal agar masyarakat di lapangan mendapat perhatian serius dari negara. “Jangan sampai ada yang merasa sendirian. Kita harus bergandengan tangan menghadapi masa sulit ini,” tegasnya.
Mantan perwira tinggi Polri itu juga mendesak Kapolri untuk segera menurunkan dan menambah pasukan, berkoordinasi dengan TNI, agar evakuasi terhadap masyarakat bisa dilakukan secepatnya. Menurutnya, langkah cepat aparat adalah kunci agar tidak ada korban jiwa.
Frederik mengingatkan, pengalaman di berbagai daerah di Indonesia, termasuk saat terjadi aksi demonstrasi besar di Jakarta, menunjukkan bahwa kerusakan sering kali meluas ketika koordinasi aparat tersendat. “Belajar dari pengalaman itu, kita tidak boleh membiarkan keterlambatan komunikasi menghambat langkah pengamanan. TNI dan Polri harus segera berkoordinasi secara cepat, saling menguatkan, dan memastikan satu komando agar penanganan di lapangan lebih efektif,” ujarnya dengan nada serius.
Tidak hanya menyampaikan imbauan, Frederik juga langsung melakukan koordinasi dengan Ketua IkaT Provinsi Papua, Dr. Drs. Edie Rante Tasak, MM. Ia meminta agar segera dilakukan pendataan terhadap warga Toraja yang berada di Yalimo, sehingga langkah evakuasi maupun bantuan bisa tepat sasaran dan lebih terorganisir.
Kericuhan di Elelim sendiri dipicu insiden di SMAN 1 Yalimo pada pagi hari, ketika ucapan salah satu siswa dianggap menyinggung teman lainnya. Perselisihan itu berlanjut menjadi bentrokan antar kelompok hingga merembet keluar sekolah. Guru yang mencoba menenangkan situasi tidak berhasil, sehingga ketegangan melebar ke masyarakat umum.
Dalam waktu singkat, massa melampiaskan amarah dengan membakar sejumlah bangunan. Tercatat kios, rumah warga, mess perwira Polres Yalimo, hingga asrama polisi menjadi sasaran amukan. Aparat yang dikerahkan ke lokasi juga sempat diserang, bahkan ada yang terkena panah. Beberapa korban luka pun dilaporkan, baik dari masyarakat maupun aparat keamanan.
Hingga sore hari, situasi di Elelim masih mencekam. Aktivitas warga lumpuh, sebagian memilih mengungsi ke tempat aman. Perempuan dan anak-anak menjadi kelompok paling rentan yang kini membutuhkan perlindungan segera.
Frederik kembali menekankan agar seluruh pihak menahan diri. Ia percaya, dengan langkah cepat aparat dan koordinasi yang baik, situasi bisa dikendalikan. “Mari tetap tenang dan jangan terprovokasi. Yang terpenting adalah keselamatan masyarakat. Saya yakin negara hadir untuk melindungi kita semua,” pungkasnya. (*)

Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi

