Logo

Jelang Ramadan dan Idulfitri, BPS Ingatkan Waspada akan Kenaikan Harga Bahan Pangan

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti (BPS)

JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sejumlah komoditas yang kerap mengalami kenaikan harga pada bulan Ramadan dan menjelang hari raya Idulfitri. Beberapa komoditas yang harus diwaspadai kenaikan harganya adalah tarif angkutan udara, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jika dilihat dalam beberapa tahun terakhir, puncak inflasi terjadi pada bulan Ramadan, hari raya dan akhir tahun. Oleh karena itu, pemerintah melalui kementerian/lembaga (K/L) terkait harus melakukan langkah antisipasi lebih awal agar potensi kenaikan harga komoditas pangan dapat diredam.

“Kalau kita bisa mengantisipasi lebih awal tekanan inflasi di bulan Ramadan dan hari raya di tahun 2024 ini, mudah-mudahan tekanannya tidak terlalu besar dibandingkan tahun lalu,” ucap Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024 di Jakarta pada Senin (4/3/2024).

Amalia mengatakan jika dilihat secara historis dalam tiga tahun terakhir, maka komoditas pangan yang memberikan andil inflasi cukup tinggi, yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi.

“Tiga komoditas itu selalu menjadi bagian dari 10 pemberi andil terbesar inflasi pada saat hari raya Idulfitri,” kata dia.

Apbila melihat kondisi inflasi pada Februari 2024, maka ada lima komoditas pangan yang turut memberikan andil inflasi, yaitu beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan minyak goreng.

Lebih lanjut, untuk komoditas beras, mengalami inflasi 5,32% dan memberikan andil inflasi pada Februari 2024. Dari 150 kabupaten/kota yang dipantau, kenaikan harga beras terjadi di 140 kabupaten/kota.

“Beberapa komoditas pangan penyebab inflasi Februari 2024, adalah cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, yang mendorong inflasi Februari 2024 dan perlu kita waspadai untuk inflasi Maret dan April,” tutur Amalia.