AKHIR pekan lalu, terjadi ledakan tungku smelter nomor 41 di pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Sulawesi Tengah. Setidaknya 13 orang pekerja meninggal dunia yang terdiri dari empat orang tenaga kerja asing (TKA) dan sembilan orang pekerja lokal (WNI). Sedangkan sebanyak 46 pekerja lainnya terluka.
Berdasarkan hasil investigasi awal, penyebab ledakan tungku smelter itu diperkirakan karena bagian bawah masih terdapat cairan pemicu ledakan. Di saat bersamaan ledakan pertama itu memicu ledakan lain di beberapa tabung oksigen di sekitar area.
Peristiwa ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya juga pernah terjadi ledakan tungku smelter milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara pada september lalu yang menewaskan enam pekerja.
Rentetan kejadian ini menunjukkan masih abainya kita atas aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang telah dirumuskan dalam UU Keselamatan Kerja maupun tata kelola di sektor industri pertambangan. Apalagi smelter nikel di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) merupakan kawasan industri berbasis nikel terintegrasi yang masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ini tentu menjadi catatan buruk bagi pengembangan hilirisasi nikel di Indonesia. Padahal, pemerintah menekankan bahwa hilirisasi nikel itu digadang-gadang akan mampu mendorong perekonomian Indonesia karena mengurangi ekspor bahan mentah.
Sebagai catatan, Kemenko Marves mengungkapkan bahwa nilai ekspor produk turunan nikel pada 2022 mencapai US35,6 miliar atau 6 kali lipat lebih dibandingkan pada 2013. Hal itu disebabkan melonjaknya permintaan terhadap nikel dunia seiring meningkatnya kebutuhan material baterai kendaraan listrik.
Masyarakat tentu mendukung pengembangan hilirisasi nikel, tapi jangan hanya mengejar potensi ekonominya saja. Pemerintah harus berhati-hati membuka jalan bagi investasi untuk hilirisasi nikel ini. Dampak lingkungan dan isu sosial, termasuk aspek K3 yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman harus juga mendapat perhatian.
Cek berita dan artikel yang lain infosulsawesi.com di Google News