Logo

Lewat Gerakan Pengendalian OPT, TPHP Sulbar Jaga Stabilitas Pangan

Proses pelaksanaan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dilaksanakan LPHP Wilayah II Rea Timur Polewali Mandar pada sawah kelompok tani Massanra di Desa Bonne-Bonne, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar. (Diskominfo Sulbar)

MAMUJU --  Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Sulawesi Barat melalui Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Wilayah II Rea Timur Polewali Mandar melaksanakan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman ini sebagai upaya menjaga stabilitas pangan di Sulbar," kata Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas TPHP Sulbar Hasdiq, di Mamuju, Selasa (23/1).

Selain menjaga stabilitas pangan, gerakan pengendalian OPT itu kata Hasdiq, juga sebagai upaya pengamanan produksi tanaman pangan sehingga dapat meningkatkan produktivitas padi di daerah itu.

Pelaksanaan gerakan pengendalian OPT tanaman padi tersebut dilakukan pada sawah kelompok tani Massanra di Desa Bonne-Bonne, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar.

Tanaman pangan terutama padi menurut Hasdiq, sangat rentan terhadap serangan OPT.

Tingkat serangan OPT yang relatif tinggi lanjut Hasdiq, menyebabkan kerusakan tanaman dan kerugian yang cukup besar hingga gagal panen.

Salah satu jenis OPT yang menyebabkan kerusakan pada tanaman padi tambahnya, yaitu penggerek batang.

"Gerakan pengendalian ini kami lakukan sebagai upaya untuk mengendalikan OPT penggerek batang padi di sawah seluas 20 hektare, dengan menggunakan insektisida sebagai bahan pengendali," terang Hasdiq.

Sementara, Kepala LPHP Wilayah II Rea Timur Polewali Mandar Jonathan menyampaikan, serangan penggerek batang terjadi karena adanya pola tanam yang dilaksanakan secara tidak serempak.

Dimana tambahnya, pada umur pertanaman berbeda antara umur pertanaman satu dengan umur pertanaman lainnya, yakni sekitar 20-30 HST (hari setelah tanam) sehingga serangan penggerek batang terjadi pada daerah-daerah yang usia padinya antara 20-30 hari.

"Hal ini dikarenakan pada fase vegetatif merupakan puncak serangan dari hama penggerek batang, sehingga hal ini yang memicu hama penggerek batang menyerang lebih luas," ujar Jonathan.