TIDAK terasa tinggal 52 hari lagi bagi capres-cawapres dan caleg menjalani rangkaian persiapan kampanye hingga waktu pencoblosan pada 14 Februari 2024. Kendati peta kekuatan khususnya capres-cawapres sudah terekam di berbagai survei, tetapi angkanya masih terus berubah.
Apalagi masih ada kelompok pemilih yang bimbang menentukan pilihan. Berbagai hasil survei telah merekam fenomena masyarakat yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan yang belum sepenuhnya yakin dengan pilihannya (swing voters).
Fenomena pemilih bimbang ini menjadi menarik, sebab mereka ditengarai menjadi faktor potensial kemenangan dalam Pemilu 2024. Beberapa pihak melakukan survei untuk mendapatkan perkiraan jumlah dan kemungkinan persebarannya.
Survei Populi Center pada periode 29 Oktober hingga 5 November 2023 misalnya, mencatat ada 10,6 persen responden belum memutuskan pilihan dan 27 persen masih bimbang. Mereka ini memiliki peluang mengganti pilihan di kemudian hari.
Survei Charta Politika periode 26 hingga 31 Oktober juga merekam undecided voters sebanyak 4,3 persen dan 23,8 persen orang mungkin saja berubah pilihan di waktu mendatang. Sedangkan survei Indo Barometer mencatat 13,4 persen orang yang belum memutuskan pilihan capres-cawapres.
Barangkali benar bahwa kalangan pemilih yang masih bimbang ini tidak bisa dianggap sebelah mata, karena mereka pada hakikatnya juga menjadi faktor penentu pemenang Pemilu 2024. CEO Voxpol Center Research Pangi Syarwi Chaniago menyebut, pemilih bimbang ini biasanya dari kalangan menengah kritis yang terus memantau perkembangan setiap kandidat.
Sekarang dengan sisa waktu yang ada, bagaimana strategi para kandidat agar bisa menyakinkan undecided voters dan swing voters ini. Karena hanya kandidat yang mampu menyajikan program dan menawarkan solusi rasional yang mampu menjawab keraguan mereka.
Cek berita dan artikel yang lain infosulsawesi.com di Google News