_7.png)
JIKA kita mendengar kata terminal bus, sejauh ini bayangan tertuju dengan tempat yang penuh hiruk pikuk penumpang, asap kendaraan, sahut-sahutan para penjual tiket, dan mungkin premanisme. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mulai mengenalkan konsep baru pembangunan terminal yang lebih tertata.
Pembangunan terminal bus memang sudah seharusnya terus dikembangkan karena dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan konektivitas antarwilayah. Hal itu dikatakan Presiden Joko Widodo saat meresmikan empat Terminal Angkutan Massal Tipe A yang dipusatkan di Terminal Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).
Empat Terminal Angkutan Massal Tipe A yang diresmikan Presiden Jokowi adalah Terminal Purworejo dan Terminal Mendolo Wonosobo, serta Terminal Purboyo Madiun dan Terminal Patria Blitar. Di Terminal Purworejo misalnya, di lantai satu telah difungsikan sebagai ruang pamer kerajinan masyarakat bekerja sama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).
Kita sepakat dengan pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menyebut revitalisasi terminal akan meningkatkan masyarakat menggunakan angkutan massal, sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM. Itu artinya terminal tidak hanya berfungsi sebagai sarana prasarana layanan angkutan massal, tetapi juga tempat kegiatan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.
Sekali lagi, keberadaan transportasi massal ini perlu didorong, mengingat kemacetan sudah terjadi di hampir semua kota di Indonesia karena meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi. Selain itu, konsep baru terminal akan mampu mengubah wajah lama terminal.
Revitalisasi terminal diharapkan meningkatkan keselamatan, keamanan, dan pelayanan, sehingga masyarakat semakin nyaman menggunakan moda transpotasi angkutan umum. Meski butuh waktu dan biaya yang tidak murah, penting kiranya diterapkan standar yang sama untuk semua terminal di Indonesia.
Cek berita dan artikel yang lain infosulsawesi.com di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Infosulawesi.com di Saluran Whatsapp
