MAMUJU -- Penjabat Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Zudan Arif Fakrulloh meminta gerakan pangan murah dan operasi pasar dimasifkan untuk menekan inflasi.
"Inflasi di Sulbar 1,19 persen, dan Sulbar menjadi daerah dengan inflasi terendah ketiga di Indonesia," kata penjabat Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh di Mamuju, Senin (30/10).
Ia mengatakan inflasi di Sulbar lebih rendah dari tingkat inflasi nasional sebesar 2,28 persen.
Menurut dia, inflasi di Sulbar tersebut rendah karena adanya gerakan pangan murah dan operasi pasar, sehingga gerakan pangan murah dan operasi pasar perlu dimasifkan lagi.
Pemerintah Sulbar rutin melakukan pengecekan harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan di pasaran agar tidak mengalami inflasi.
Menurut dia, perubahan cuaca El Nino pada bulan Juli sampai September 2023, menjadi salah satu faktor terjadinya inflasi di setiap daerah, termasuk di Sulbar.
Pengaruh El Nino berdampak pada penurunan produksi di sektor pertanian, sehingga harus rutin melakukan pengecekan harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan.
"Tim pengendali inflasi daerah (TPID) Provinsi Sulbqr melalui Dinas Ketahanan Pangan Daerah dan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia dan Perum Bulog diminta rutin mengecek harga dan pasokan pangan," katanya.
Ia mengatakan, pemantauan secara rutin dilakukan untuk melihat perkembangan harga yang terjadi di pasar, setelah itu dilaporkan melalui aplikasi SP2KP dan panel badan pangan nasional.
Selain itu, mendorong efektifitas kegiatan pasar murah di mana pembeli merupakan penerima bantuan dan memaksimalkan dampak pengendalian inflasi dengan menjadikan masyarakat kelas menengah ke bawah sebagai sasaran. (*)
Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News