Logo

Kolaborasi Dinas Pendidikan dan PMD: Kunci Sukses Sekolah Inklusi di Luwu Utara

Luwu Utara - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Luwu Utara, Drs. H. Misbah, M.Si., berbicara dalam Workshop Refleksi Bersama Program USAID MADANI yang diadakan oleh Perkumpulan Wallacea baru-baru ini di Ruang Pertemuan Warkop Dg Azis, Masamba. Dalam kesempatan ini, Misbah menyoroti pentingnya kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) untuk mewujudkan sekolah inklusi di kabupaten ini, dengan fokus pada kerja sama yang dibangun melalui program MADANI oleh USAID.

Menurut Misbah, integrasi antara sektor pendidikan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa merupakan langkah yang tak dapat dihindari dalam mengembangkan sekolah inklusi di wilayah ini.

"Kami berpindah dari berdesa menjadi bersekolah. Sekolah dan desa saling terkait, karena pendidikan di sekolah membentuk warga desa. Namun, terdapat perbedaan persepsi yang perlu diselesaikan," ujar Misbah.

Misbah menekankan bahwa pemerintah desa harus mengakui bahwa semua aspek yang terjadi di sekolah juga menjadi tanggung jawab mereka.

"Sekolah dan desa harus bersinergi. Ketika terjadi dinamika di sekolah, itu juga merupakan tanggung jawab pemerintah desa," tambahnya.

Mantan Kepala Dinas PMD ini berargumen bahwa semua siswa adalah bagian dari masyarakat desa, dan oleh karena itu, pemerintah desa memiliki kewajiban untuk mendukung perkembangan sekolah.

"Ketika siswa dididik, mereka adalah masyarakat desa. Oleh karena itu, pemerintah desa harus berperan aktif dalam sekolah," jelas Misbah.

Dia menekankan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat bagi pemerintah desa untuk mempromosikan sekolah inklusi di Luwu Utara, terutama karena adanya program USAID MADANI yang mendukung kolaborasi dengan organisasi lain.

"Kunci kesuksesan sekolah inklusi di Lutra adalah dukungan kuat dari pemerintah desa. Semua sekolah di sini harus menerima siswa dari kelompok rentan," kata Misbah.

Dia berharap bahwa semua sekolah di Kabupaten Luwu Utara akan segera menerapkan pendekatan inklusi.

"Sekolah inklusi harus menjadi norma di Luwu Utara, di mana semua sekolah wajib menerima siswa dari semua kelompok," tegasnya.

Misbah juga mengajak para kepala desa untuk berkolaborasi dengan komite sekolah dalam memajukan pendidikan di wilayah ini.

"Terima kasih kepada para kepala desa. Mari kita bersama-sama membangun pendidikan saat kita berkunjung ke sekolah, anggaplah itu sebagai sekolah kita sendiri. Jika ada masalah yang perlu diatasi, mari kita bekerja sama dengan komite sekolah," pungkasnya. ***

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News