Logo

Diduga Keracunan Nasi Kotak, Puluhan Petugas KPPS di Samarinda Alami Mual, Muntah Hingga Sesak Napas

Ilustrasi keracunan (Istimewa)

SAMARINDA -- Puluhan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Samarinda, Kalimantan Timur, diduga keracunan nasi kotak. Hingga tiga hari, mereka belum sembuh total. Mereka mengalami mual, muntah-muntah, hingga sesak napas.

Selain itu, anggota keluarga KPPS juga mengalami keracunan makan karena ikut menyantap nasi kotak yang dibawa pulang ke rumah.

Mereka yang mengalami keracunan makanan adalah para petugas KPPS di Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda.  

Salah satu keluarga korban, Darta mengatakan di rumahnya ada sedikitnya tiga orang yang diduga mengalami keracunan seusai menyantap nasi kotak yang dibagikan saat pelantikan petugas KPPS.

Tiga orang itu, terdiri dari dua orang dewasa yang merupakan petugas KPPS, dan seorang anak-anak, yang saat ini kondisinya masih mengalami sesak napas.

“Kalau kakak ulun yang mengonsumsi yang terlibat di KPPS itu alhamdulillah hari ini sudah mulai penurunan pak penyakitnya, walau pun masih ada sedikit. Anaknya tadi malam mulai parah pak, agak sesak,” ungkap Darta kepada media saat ditemui di Puskesmas Sambutan, Selasa (30/1/2024) Pagi.

Menurutnya, saat ini kondisi dua orang anggota keluarganya yang diduga keracunan nasi kotak, sudah berangsur membaik, tetapi kondisi anaknya hingga kini masih mengalami sesak napas.

Berdasarkan data petugas Puskesmas Sambutan, sejauh ini baru ada sembilan orang yang datang ke puskesmas itu, dengan gejala demam, mual, dan muntah-muntah.  

Salah satu petugas Puskesmas Sambutan, Sandri mengungkapkan pada Jumat (26/1/2024), sedikitnya tiga petugas KPPS yang memeriksakan kondisi kesehatannya ke Puskemas Sambutan dengan gejala demam, mual, dan muntah-muntah.

Pada Sabtu (27/1/2024), ada enam orang dengan gejala yang sama, datang ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis.

Dari total sembilan orang yang datang ke puskesmas itu, memang didominasi oleh kalangan dengan rentang usia dewasa. Namun, ternyata ada juga kalangan anak-anak yang turut mengalami gejala serupa.